Sabtu, 23 Juni 2012

Desa

Dingin
Sejuk udara yang ku rasakan
Belum banyak polusi yang mencemari
Deru mesin yang tak sebanyak dikota
Hening dan segar udara yang menyeruak semakin membuatku terpana
Terpaku dalam menikmati senja yang belum datang
Pemadangan hijau yang menghampar
Tanpa berdiri kokoh gedung-gedung yang menjulang
Merambah langit yang masih diselimuti oleh
Kabut yang menggumpal

posted from Bloggeroid

Kamis, 21 Juni 2012

dua tahun yang lalu

Tepat seperti dua tahun yang lalu., malam yang dingin ini membawa aku kepada bayangan dirinya yang telah lama ku lupakan. Seorang yang dulu sangat berarti namun sekarang, mungkin dia memandangku hanya sebagai seonggok sampah yang tak berguna, dua natal tak berjumpa, dua lebaran tak bertemu juga. Namun bayangan dirinya masih begitu melekat dipelupukku. Hingga aku tak tahu harus berbuat apa.

Tempat pelarianku ketika aku merasa sedih pernah ku ceritakan dan ku bawa ia kesana. Sebuat tempat yang menjadi favoritku untuk melupakan segala keluh kesahku, diantara hamparan rerumputan yang dibalut dengan selimut yang bermandikan cahaya kunang-kunang dipadukan dengan sang purnama yang bercahaya dengan indahnya. Terpantul jelas di cermin alam yang begitu luas. Perpaduang suara dan tarian sang hewan malam pun sangat harmonis seperti saat aku pertama kali mengajak dia kesini, tuk menikmati ketenangan yang baginya jarang dirasakan.

Kini semua itu tinggal sebuah kenangan masa lalu, dimana semua telah terjadi dan tak mungkin terulang kembali. Kecerobahanku yang membuatku dia membenciku bahkan sekarang melupakanku. Aku tak menyesal, aku tak kecewa hanya aku merasa kehilangan akan sosoknya. Sosok manja yang selalu menggit pundakku ketika ia merasa rindu kepadaku, selalu mengajakku bersenang-senang walau dia tahu aku tak suka seperti itu dan yang pasti dia selalu ada disetiap malamku ketika ia sedang gelisah.

Itu semua dua tahun yang lalu bukan hari ini, aku hanya berusaha mengingat sosoknya yang bagiku sangat berarti buat aku yang telah dianggap kakaknya. Kini aku dan dia telah sama-sama memilih jalannya sendiri-sendiri . . .

Rabu, 20 Juni 2012

sepi sunyi sendiri

Malam datang seperti biasa

Tanpa rembulan dan kelip bintang

Hanya hamparan hitam tak terbatas

Disini,

Ditempatku termangu hanya memandang hamparan air

Tanpa ada cahaya

Sekawanan penari malampun tak juga keliatan

Nyanyian katak, jangkrik dan teman-temannyapun

Tak juga bersuara

Sepi

Sunyi

Sendiri

Masih Adakah Yang Peduli Dengan Dunia Anak ??

Masa lalu, masa kanak-kanak kita tak akan bisa langsung sirna dengan berjalannya waktu. Terkadang masa lalu itu yang membuat kita makin dewasa dan membuat kita semakin peduli dengan keadaan sekitar, terutama keadaan anak-anak yang mulai dewasa tetapi belum pada saatnya.


Mungkin saat kita dulu kecil, ditahun 90an masih banyak beredar lagu-lagu anak dan permainan tradisional yang sering kita mainkan. Siapa yang tak kenal dengan Puput Melati, Bonda Prakoso, Pandu Prapa, Enno Lerian, Melisa, Trio Laris, Trio Kwek-kwek, Ria Enes & Suzzan, Maissy Pramaisshela, Chikita Medy, dan masih banyak lagi.


Lagu-lagu mereka saat itu menjadi booming dan terkenal luas di Nusantara. tapi apa kabarnya sekarang dengan lagu anak yang dinyanyikan oleh anak-anak ?? Maish adakah yang peduli ?? Bahkan sekarang lebih banyak orang tua yang bangga jika anaknya bisa menyanyikan lagu-lagu dewasa padahal usia mereka masih 5 tahun. Miris sekali, disatu sisi perkembangan anak menjadi berloncatan tak beraturan. Liatlah sekeliling kita, makin banyak anak yang hapal dengan lagu " Iwak Peyek " ataupun " ABG Tua " padahal usia mereka masihlah 5 tahun. Coba tanyakan pada mereka apakah mereka mengenal lagu " Tik Tik Air Hujan " ataupun " Paman Datang " ??

Miris . . .

Tapi inilah yang terjadi. Inilah yang ada disekililing kita, banyak pihak yang sudah tak peduli dengan perkembangan mental anak-anak.

 

Jika kita peduli dengan perkembangan anak-anak kita, mari kita lestarikan dan mengembalikan kembali masa anak-anak di dunianya anak-anak dengan lagu anak-anak jangan sampai mereka mendewasa terlalu dini . . . 

Kurangi sampah palstik yuk dengan membawa sendiri bekal makanan dan minuman dari rumah menggunakan botol dan tempat bekal yang tidak sekali pake

Masih Adakah Yang Peduli Dengan Dunia Anak ???

Masa lalu, masa kanak-kanak kita tak akan bisa langsung sirna dengan berjalannya waktu. Terkadang masa lalu itu yang membuat kita makin dewasa dan membuat kita semakin peduli dengan keadaan sekitar, terutama keadaan anak-anak yang mulai dewasa tetapi belum pada saatnya.

Mungkin saat kita dulu kecil, ditahun 90an masih banyak beredar lagu-lagu anak dan permainan tradisional yang sering kita mainkan. Siapa yang tak kenal dengan Puput Melati, Bonda Prakoso, Pandu Prapa, Enno Lerian, Melisa, Trio Laris, Trio Kwek-kwek, Ria Enes & Suzzan, Maissy Pramaisshela, Chikita Medy, dan masih banyak lagi.

Lagu-lagu mereka saat itu menjadi booming dan terkenal luas di Nusantara. tapi apa kabarnya sekarang dengan lagu anak yang dinyanyikan oleh anak-anak ?? Maish adakah yang peduli ?? Bahkan sekarang lebih banyak orang tua yang bangga jika anaknya bisa menyanyikan lagu-lagu dewasa padahal usia mereka masih 5 tahun. Miris sekali, disatu sisi perkembangan anak menjadi berloncatan tak beraturan. Liatlah sekeliling kita, makin banyak anak yang hapal dengan lagu " Iwak Peyek " ataupun " ABG Tua " padahal usia mereka masihlah 5 tahun. Coba tanyakan pada mereka apakah mereka mengenal lagu " Tik Tik Air Hujan " ataupun " Paman Datang " ??

Miris . . .
Tapi inilah yang terjadi. Inilah yang ada disekililing kita, banyak pihak yang sudah tak peduli dengan perkembangan mental anak-anak.

Jika kita peduli dengan perkembangan anak-anak kita, mari kita lestarikan dan mengembalikan kembali masa anak-anak di dunianya anak-anak dengan lagu anak-anak jangan sampai mereka mendewasa terlalu dini . . . 

Senin, 11 Juni 2012

Sepi, Sunyi, Sendiri

Malam datang seperti biasa
Tanpa rembulan dan kelip bintang
Hanya hamparan hitam tak terbatas
Disini,
Ditempatku termangu hanya memandang hamparan air
Tanpa ada cahaya
Sekawanan penari malampun tak juga keliatan
Nyanyian katak, jangkrik dan teman-temannyapun
Tak juga bersuara
Sepi
Sunyi
Sendiri
posted from Bloggeroid

Sabtu, 09 Juni 2012

Tanpa Disadari

Semenjak kepergianmu . . . Hidupku terasa hampa sekali . . . Ibarat langit malam, hanya ada rembulan tanpa bintang. Satu, dua, tiga dan empat tahun telah berlalu namun segala bayangan akan dirinmu masih tetap ada dalam benakku.

Telah banyak cara ku cuba untuk melupakanmu tapi sampai sekarang aku belum bisa melupakanmu, semua masih terlintas dalam benakku. Dalam ingtanku. Walau telah ku coba tuk melupakan dan tak menginjakkan kakiku ditempatmu kembali tapi itu terasa sulit.

Senja disore ini, ditempat ini, dipemberhentian ini aku kembali teringat dan saat ini aku bertemu dengan seseorang yang bernama sama. Kembali ingatanku melayang akan masa laluku. Deru ular besi itu tak membuyarkan lamunanku akan dirinya.

Walau hanya sesaat aku melihat fisikmu namun rasa yang ada telah merubah segala. Rasa cinta yang mulai muncul, bersemi didalam lubuk hati ini. Perjalananku selalu sama bersama dia, sama seperti dengan yang lalu. Namun rasa ini telah berbeda dan aku tahu bahwa rasa cintaku kepadanya belum bisa hilang hingga saat ini. Aku masih suka membandingkan dirinya dengan dia yang dulu pernah ada dalam hatiku, dirinya harus sama seperti dia.

Namun suatu ketika dia meninggalkanku, karena ia mungkin tak tahan dengan perlakuanku yang menyamakan dan membandingkan dengan yang ku punya dulu. Kini aku sadar dengan perlakuanku, karena setiap orang mempunyai sifat yang berbeda-beda. Aku udah tak mau kehilangan lagi orang yang ku sayangi lagi, pengalaman ini untuk terakhir. Aku tak mau kehilangan dirinya lagi.


Tanpa disadari mungkin kita terlalu sering menoleh kebelakang, padahal jalan yang kita tempuh ada didepan. Tanpa disadari mungkin kita selalu menuntut apa yang kita mau tapi kita tak mau tahu ataupun mengerti. Tanpa disadari mungkin kita selalu menyalahkan tapi tak mau disalahkan. Tanpa disadari mungkin kita selalu ingin dicintai tapi kita tak tahu bagaimana cara mencitai. Tanpa disadari mungkin kita selalu menuntut ketulusan cinta namun mungkin tuntutan itu yang membuat ke tidak tulusan cinta.

Mari kita renungkan, bagaimana rasanya kalau kita dibandingkan dengan seseorang yang sangat berarti dihati pasangan kita? Bagaimana rasanya kalau kita dituntut untuk menjadi apa yang diingkan pasangan kita? Bagaimana rasanya kalau kita selalau salahkan oleh pasangan kita namun kita tak pernah diberi kesempatan untuk menjelaskan? Bagaimana rasanya kalau kita selalu dipertanya akan sebuah ketulusan cinta oleh pasangan kita?

Mencinta dan menghargai seseorang karena kelebihannya adalah hal biasa, namun ketulusan dan menghargai seseorang karena kekurangannya itu adalah hal yang luar biasa . . .





Lirik Lagu Orinto Band - Segala Bayangmu ( special soundtrax drama radio )

senja di sore itu
menemani kepergianmu
saat kau ucap kata
kau tak lagi bersamaku

perih yang ku rasa
mungkin tak kan pernah kau duga
cinta yang dulu ada
kini telah kau bawa

cinta jangan tinggalkan aku
karena tak akan pernah ada
cinta selain dirimu

jika kau tinggalkan aku
sanggupkah diriku menghapus
segala bayangmu oh kekasihku
kembalilah




Kamis, 07 Juni 2012

garis-garis kehancuran

hampa dalam kesendirian
dalam ketidak pastian
namun seiring berjalannya waktu
bukan semakin melekat namun semakin memudar
dan garis-garis itu semakin nyata
semakin jelas
yang berawal dari garis tipis
kini telah menebal
telah menggugurkan satu persatu kepercayaan
menggugurkan semua yang ada
menimbulkan keegoisan
menghancurkan team
kini ku terima saja apa yang telah terjadi
apa yang ada
semua bukan karena ku seorang
namun karena semua
rasa paling benar
rasa egois
dan sifat kikir yang mulai tumbuh
entah secara sadara ataupun tidak
namun semua ini nyata adanya
tanpa rekayasa 


Senin, 04 Juni 2012

Permainan Tradisional " Cublak-cublak Suweng "

cublak-cublak suweng
suwenge ting gelenter
mambu ketundhung gudhel
pak empo lera-lere
sapa ngguyu ndhelikake
sir sir pong dele bodong

Permainan tradisional ini sering dimainkan dikala waktu senggang oleh anak-anak usia 5 sampai dengan 15 tahun. Permaian yang melatih kesabar dan kesportipan antara pemain. Mungkin bagi kita yang lahir di tahun 1989 ke atas sampai 1995 mungkin masih sering memiankan permainan ini, tapi sebenarnya kalian ada yang tau tidak sih lanjutan lirik yang sesudahnya kalau kita tidak bisa menebak siapa yang mang memang " suweng " dalam permaianan ini ???

Banyak dari kita bahkan hanya mengulang-ulang lirik tersebut, dan mulai hari ini semoga kalau kita mengajarkan untuk adik atau mungkin anak-anak kita ( hehehehehe ) bisa lebih dilengkapi lagi syair lagunya, bukan hanya sebatas yang diatas tersebut.

cublak-cublak suweng
suwenge ting gelenter
mambu ketundhung gudhel
pak empo lera-lere
sapa ngguyu ndhelikake
sir sir pong dele bodong
sir pong dele bodong 

wis oleh sakenthung galendhung 
sebaja-biji bekung pitik
tulak kate wana bayem
tulak raja donya
tangisana ndomble
kacangira lawe temu

kene dudu sanak dudu kadang 
yen mati melu kelangan 
sir sir pong delel bodong sir pong dele bodong

su bisu wis mulihke
tak tanggapke wayang klithik
jreng enong ejeng egung
jreng enong ejeng egung 

Itulah kelengkapan manuskrip atau naskah dari " cublak-cublak suweng " yang sebagian dari kita hanya mengenal bagian pertama sedangkan bagian kedua dan ketiga sangat jarang kita ucapkan karena ketidak tahuan.

Mari mulai sekarang kita perkenalkan lagi permainan ini kepada anak atau adik kita agar mereka bisa menegrti akan nilai sebuah budaya dan mari kembali kita lestarikan agar tidak hanya menjadi tulisan belaka dikemudian hari . . . 


sumber lirik lagu  :
Ibu Suyani - Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta
http://bpsnt-joga.info/
http://www.javanologi.info/main/
 
 

Misteri Hidupku

Malam telah berganti
Menyisakan rasa pilu
Hangatnya mentari menyapaku
Dengan belaian lembutnya
Sinar terangnya memberiku sebuah semangat
Telah lama ku terpuruk
Dalam belaian-belaian romantisme sesaat
Hanya untuk memuaskan nafsu
Namun pagi ini
Terasa berbeda
Tubuh ini melemas tak berdaya
Lunglai dalam kesendirian
Mencari sesuatu yang belum terkuak
Hingga masih menjadi misteri hidupku

posted from Bloggeroid

Minggu, 03 Juni 2012

Permainan Tradisional " DELIKAN "

 Seperti biasa senja telah datang dan kerumunan bocah-bocah semakin banyak, bersorak-sorak ditanah lapang diiring dengan senandung lagu-lagu dolanan yang sekarang mungkin sudah asing untuk didengar oleh anak-anak seusia mereka dikota.

" Yo pra kanca dolanan neng jobo, padang bulan, bulane kaya rina, rembulane ne sing awe-awe, ngelingake aja padha turu sore-sore. Yo pra kanca dolanan neng jaba, rame-rame kene akeh kancane, langite pancen sumebyar rina, yo padha dolanan sinambi guyonan " 

Senandung yang tak dapat dibilang merdu tapi sedikit memberikan sebuah kehidupan nyata untuk seumuran mereka. Ketika rembulan beranjak datang dan sang fajar kembali kepangkuannya, nayanyia anak-anak tersebut semakain terdengar nyari dan riang. Dari permainan jogjling, betengan, delikan ( petakumpet ) , engrang dan lain-lain, tapi senja kali ini mereka asik bermain delikan.Sebuah permainan tradisional yang semakin tersingkirkan dengan keberadaan internet, game consol dan lain sebangsanya.

Namun disudut kota yang terkenal akan budayanya ini masih ada segelintir anak yang setia dengan permainan tersebut, seakan tak tersentuh modernisasi namun siapa sangka anak-anak tersebut masih setia memainkan permainan tersebut walau tempat untuk bermainnya tak bisa seleluasa dahulu jamanku masih kecil.
Belum banyak rumah-rumah mewah berdiri dan dipagari dengan beton yang menjulang. Kini walau hanya segelintir anak yang memainkan namun rasa bangga akan budaya permainan ini masih melekang.




Jumat, 01 Juni 2012

Negeri Dongeng Yang Tak Pernah Ada

Hidup itu dinamis, selalu ada perubahan dan berubah setiap waktu juga kesempatan.  Begitu juga dengan pikiran kita mudah sekali berbalik, dari komitmen-komitmen yang dibuat sendiri. Begitu juga aku yang sering kali dihadapkan dengan pilihan tersebut, seakan aku ingin laru jauh-jauh dari pemikiran yang telah aku buat dan aku sepakati sendiri atau lebih tepatnya, berkomitmen sendiri.

Namun aku tak mau terlena dengan pemikiran-pemikiran prinsipil seperti itu. Dengan segenap kekuatan yang ada aku meneruskan langkah yang sudah ku lalui, hingga aku teringat akan suatu tempat yang tak pernah ada dan tak pernah terjadi, namun kita bisa ambil makna yang ada. tempat tersebut adalah Negeri Dongeng.

Dongeng itu tergolong sederhana dan menggunakan analogi yang ringan sehingga mudah sekali kita cerna dan kita maknai. Begini kira-kira cerita dinegeri dongen tersebut.

Seorang ayah dengan disaksikan anaknya  melakukan hal yang aneh dan mungkin tak dapat dimengerti makna apa yang akan tersirat dari apa yang dilakukan oleh sang ayah.

Dengan santai ayah menjerang air hingga mencapai titik didih pada suhu 100 deratat Celcius, kemudian sang ayah memasukan buah wortel yang masih segar dan keras. Setelah beberapa saat wortel itu diangkat dan didinginkan dan wortel tersebut menjadi lunak.

Kemudian sang ayah memasukan sebutir telur kedalam panci tersebut. Setelah beberapa saat telur itu diangkat dan dikelupas kulit telur tersebut hingga menjadi keras.

Yang terakhir dilakukan sang ayah adalah memasukan bubuk kopi pahit dalam jerangan air tersebut. Setelah beberapa saat sang ayah  kembali menuang air yang telah bercampur bubuk kopi pahit itu kedalam gelas dan sang anak semakin bingung dan sang anakpun bertanya, " Ayah, apa arti semua itu ? "

Sesaat kemudian sang ayah menjawab dengan sabar, " Kira-kira kamu ada diposisi yang mana ? Kamu mau keadaan yang mana? "

Ingin menjadi wortel awal mulainya keras dan sulit untuk dipatahkan, setelah mengalami perembusan menjadikan lembek.
                  Makna yang terkandung adalah pada awal kita kuat tetapi saat dihadapkan dengan permasalahan kita menjadi lemah, lemas dan cepat putus asa.

Ingin menjadi telur yang mulanya mudah pecah dan setelah direbus menjadikan ia keras.
                 Makna yang terkandung didalamnya adalah  sebelum tahu apa-apa kita berbuat biasa saja dan ketika dihadapkan dengan permasalahan yang membuat hati kita tertutup dan hati mengeras tanpa bisa dikendalikan  menjadi keras serta brutal.

Atau ingin menjadi bubuk kopi yang semakin lama direbus malah akan semakin nikmat pada proses perebusan.
              Makna yang terkandung didalamnya adalah semakin banyak masalah yang dialami, maka kita akan bisa bertindak memecahkan masalah dan mengendalikan diri dengan berpikir jernih tanpa mengurangi kualitas yang ada.

Demikian sekelumit dongeng yang ada diatas. yang saya kira bisa memacu diriku untuk bisa bertindak lebih baik lagi untuk selalu bertindak menjadi orang yang  kuat seperti bubuk kopi  yang semakin tertekan menjadikan semakin bisa menghadapi masalah yang ada. Demikian pula dengan apa yang telah dipaparkan diatas, dimana keadaan dan kondisi serta proses yang sama telah dilewati namun hanya cara yang berbeda menghadapi masalah maka akan berbeda pula hasil yang diperoleh.