Minggu, 31 Maret 2013

Saras Dewi - Jakarta Raya

berjauhan dikala ini bersama dikau Jakartaku
tempat langkahku selalu menari
air mata jatuh tak terkekang di Jakarta

dengarlah sayup mereka angan tiap insani
semangat yang kau desak, hawa herois itu Jakarta

rindu rengkuhan jiwa terpinggirkan
rimba kehidupan sepi
wajah manusia yang terus menyair kisahku

terbawa derita mereka
terhanyut tangis mereka
sesak mereka
maupun tawa pasrah itu

Saras Dewi feat Gus Angga - Selalu dihjalan-Nya

Pagi indah malam bertabur bintang
Sempurna hidup Hyang Widhi ciptakan
Bunga dimekarkan Bayu dihembuskan
Mulia kasih Hyang Widihi sebarkan

Mengapa kasih disiram kebencian
Nafsu dan marah belit kehidupan
Sadarilah wahai umat sedharma
Agar kegelapan tak kan tercipta

Nyalakan api jiwamu
Terangi jiwa damai
Kembali sujud pada-Nya
Selalu dijalan-Nya

Mengapa rela sakiti sesama
Bukankah isi dunia ciptaan-Nya
Sadarilah wahai umat sedharma
Agar kegelapan takkan tercipta

Rabu, 27 Maret 2013

Puncak Gunung Api Purba Nglanggeran Patuk Gunung Kidul with mami and tante





















chord Saras Dewi - Lembayung Bali

Saras Dewi – Lembayung Bali

INTRO:     F   Eb   Dm   Am/C   C   Bb   F/A
               Gm   C7   F
F                       F/A                  Bb   C7           F
Menatap lembayung di langit Bali dan kusadari…
                      F/A                Gm   C7
Betapa berharga kenanganmu…
F               F/A              Bb
Di kala jiwaku tak terbatas
                    F/A                  Gm        C7
Bebas berandai mengulang waktu…
REFF1:                      F             C/E       Dm
               Hingga masih bisa kuraih dirimu
                                   Am/C         Bb              Gm   C7
               Sosok yang mengisi kehampaan kalbuku…
                      F            C/E             Dm
               Bilakah diriku berucap maaf
                                 Am/C          Bb
               Masa yang t'lah kuingkari
                                  F/A     Gm      C7      F
               Dan meninggalkanmu….ouo.. cinta..
INTRO:     C7   F
F                       F/A                   Bb      C7                 F
Teman yang terhanyut arus waktu mekar mendewasa
                    F/A             Gm   C7
Masih kusimpan suara tawa kita
F                    F/A              Bb
Kembalilah sahabat lawasku
                        F/A             Gm  C7
Semarakkan keheningan lubuk…
REFF2:                      F             C/E       Dm
               Hingga masih bisa kurangkul kalian
                                  Am/C         Bb             Gm   C7
               Sosok yang mengaliri cawan hidupku
                                 F             C/E       Dm
               Bilakah kita menangis bersama
                                 Am/C          Bb
               Tegar melawan tempaan
                              F/A     Gm     C7         F
               Semangatmu itu…… uouo.. jingga
INTRO:     F   C/E   Dm   Am/C   Bb   Gm   C7
               Fm  Eb   Am   Dm   Gm    C7   F   Bb
REPEAT: REFF1
REFF3:    C#                     F#            C#/F       D#m
               …….Hingga masih bisa kurangkul kalian
                                A#m/C#      B             G#m  C#7
               Sosok yang mengaliri cawan hidupku
                                 F#            C#/F       D#m
               Bilakah kita menangis bersama
                               A#m/C#        B
               Tegar melawan tempaan
                             F#/A#     G#m   C#7      F#
               Semangatmu itu…… uouo.. jingga
REFF4:    D                         G                D/F#           Em
               ……..Hingga masih~ bisa kujangkau cahaya
                                     Bm/D           C             Am    D7
               Senyum yang menyalakan hasrat diriku~
                      G              D/F#             Em
               Bilakah kuhentikan pasir waktu~
                             Bm/D             C
               Tak terbangun dari khayal
                         G/B    Am      D7      G      Eb   G
               Keajaiban ini …… uouo.. mimpi~~
G                          C
Andai ada satu cara
                         Am                          D
Tuk kembali menatap agung suryamu
                     G     F       G    F   G
Lembayung Bali…… uouo~

Rabu, 20 Maret 2013

A journey to Gunung Api Purba Nglanggeran

 Watching the gorgeous sunset from the top of a mountain is a very special moment that not everyone can enjoy. The extreme route, unpredictable weather, hard track, and long distance become the obstacle for many people to go mountain climbing. However, you don't need to deal with those difficulties when you go to Mount Nglanggeran in Patuk, Gunungkidul. It only takes 1 to 1.5 hours tracking, you will get its western peak, which is called Mount Gede. Beautiful landscape will be in front of you. You will see the spread of clouds, a range of mountains forming unique shape, housing, and also green field. When the day is getting dark, Yogyakarta will look like the ocean of light. The twinkling of the stars and the sparkling of the lamps in distance becomes romantic scene for those who have camping activity there.

Mount Nglanggeran is an ancient volcano that used to be active million years ago. Located on Baturagung karst area, Nglanggeran was lithologically formed by old volcanic material fragment. It has two peaks, namely western and eastern peak with a caldera in the center. Nowadays, Nglanggeran is a range of huge rocky mountain which has exotic view, unique shape and names, and also history behind it. The mountains in the range are usually named based on their shape, for example Mount 5 Jari, Mount Kelir, and Mount Wayang.

-------
Terima kasih kepada Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan rizky-Nya kepada seluruh team, Muhammad Khoirul Wahdin yang telah membuat photoslide dan beberapa editan, Muhammad Mustaqim Nur Cahyo untuk tiket masuk + pakir di obwisnya, Tupperware Indonesia untuk eco bottol dan kotak bekal, I-Radio Network untuk cinta Indonesianya, Wonderful Indonesia yang mengajak mencintai keanekaragaman Indonesia, Phantom GameCenter untuk koneksi internetnya dan pc untuk editing, Mahendra untuk software penggabung videonya, untuk Keluarga Besar SMA Islam 1 Yogyakarta dan Muin terima kasih atas dukungannya . . . selamat berwisata, Cintai Pariwisata Indonesia dan Jaga Lingkungan dengan mengurangi sampah plastik :)

Minggu, 10 Maret 2013

Bersepeda menyusuri selokan bersejarah part 2

Ke Arah Timur

Pemandangan berbeda akan dijumpai bila memilih menyusuri selokan sesuai arah alirannya, ke arah timur. Beberapa wilayah yang akan dilewati adalah Gejayan, Depok, Maguwoharjo dan Kalasan. Nuansa perkotaan akan lebih sering dijumpai dari Gejayan hingga Depok dengan banyaknya bangunan dan warung kaki lima. Bila belum mengisi perut, tak ada salahnya mampir di SGPC (sego pecel atau nasi pecel) Bu Wiryo di sebelah utara Fakultas Peternakan UGM.
Sawah hijau baru akan dijumpai bila telah sampai di wilayah Maguwoharjo. Di beberapa desa, anda pun harus melintasi jalan tanah karena jalan aspal yang dibangun ternyata tak selalu searah dengan aliran Selokan Mataram. Jalan tanah di wilayah timur ini umumnya kering sehingga tak licin, tapi mesti tetap berhati-hari karena ruas jalan yang sempit, salah-salah anda bisa tercebur ke selokan. Meski kalaupun tercebur rasanya akan baik-baik saja, tapi malunya tentu tak tertahankan.
Setelah sampai di wilayah Kalasan, anda bisa melihat panorama yang mengesankan. Dari jalan tanah di sisi kanan selokan, anda bisa melihat bagian tengah hingga puncak Candi Tara. Hamparan sawah dan pepohonan tinggi menjadi latar depannya. Terdapat jalan aspal ke arah kanan bila anda hendak mampir ke candi yang menjadi peninggalan kebudayaan Budha tertua di Yogyakarta itu.
Dari sini, anda masih harus berjalan ke arah timur untuk sampai ke hilir Selokan Mataram. Di tengah perjalanan, anda akan menjumpai selokan mengalir di bawah rel kereta api. Kurang lebih 1 kilometer kemudian, anda akan menemui hilir aliran Selokan Mataram. Tampak air selokan mengalir deras ke bawah, bersatu dengan Sungai Opak yang mengalir ke selatan menuju Samudra Indonesia. Pemandangan sekitar pun cukup indah. Terlihat pohon-pohon tinggi tumbuh di tepian Sungai Opak. Pemandangan itu menjadi pertanda akhir perjalanan menyusuri aliran Selokan Mataram ke arah timur.

Menyenangkan dan Mengagumkan









Menyusuri aliran Selokan Mataram, selain memberi pengalaman menyenangkan, akan membuat kita mengagumi perancangnya. Bagaimana tidak, alirannya yang dari barat ke timur seakan "melawan" hukum alam karena Gunung Merapi di utara Yogyakarta menyebabkan aliran sungai di sini biasanya dari utara ke selatan yang lebih rendah. Selokan yang melintas di atas belasan kali kecil dan melewati terowongan di bawah Kali Krasak dengan memanfaatkan hukum fisika, telah puluhan tahun memberi air bagi belasan ribu hektar sawah dan menjadi salah satu landmark Yogyakarta.