MENGENAL DAN MEMBACA PETA TOPOGRAFI SEBELUM KE LAPANGAN
Membaca
peta adalah penting bagi pecinta alam khususnya pendaki gunung sebelum
ke lapangan. Dengan membaca peta kita akan dapat membayangkan medan yang
akan kita hadapi.
1. Mengenal Puncak Suatu Gunung/Bukit
Puncak suatu gunung/bukit dipeta topogrfi dapat kita kenali dari:
a. Titik Triangulasi
b. Garis kontur yangmenutup dan paling dalam/paling tinggi.
2. Mengenal Punggungan dan Lembah
a. Punggungan
suatu gunung digambarkan/terlihat di peta topografi sebagai rangkaian
garis kontur yang membentuk huruf “U” yang ujungnya melengkung
b. Lembah
digambarkan/dilihat dipeta topografi sebagai rangkaian yang berbentuk
huruf “V” yang ujungnya tajam. Biasanya lembah dicirikan adanya sungai,
tetapi ada juga yang tidak ada sungainya.
Ingat!!.. Dalam perjalanan usahakan kita berjalan dipunggungan
3. Mengenal Daerah Datar (Landai) dan Daerah Terjal (Curam)
a. Daerah datar/landai digambarkan/dilihat pada peta topografi dengan garis kontur yang relatif jarang.
b. Daerah terjal/curam digambarkan/dilihat pada peta topografi dengan garis kontur yang relatif rapat (berdekatan).
4. Mengetahui Ketinggian Suatu Tempat
Untuk
mengetahui ketinggian suatu tempat, dapat dilihat dari triangulasi,
atau dari harga kontur titik ketinggian yang terbaca. Tapi perlu
diketahui bahwa tidak semua tempat dan garis kontur mempunyai harga
ketinggian. Untuk itu kita perlu menghitung/mencari harga ketinggian
tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Tentukan dulu interval konturnya (dapat dari 1/2000 x skala atau dari legenda peta)
b. Cari
garis kontur yang tebal, tentukan harganya. Untuk harga garis kontur
lainnya tinggal dilihat berapa tebal kontur yang kita lalui dan berapa
kontur yang tidak bergaris tebal. Ingat!! Garis kontur yang tebal dapat kelipatan sepuluh atau kelipatan empat, atau tidak seragam. Jadi, sebelum menentukannya, hitung dulu kelipatan setiap garis tebal.
Perlu
diketahui ada juga peta topografi yang tidak diketahui interval
konturnya (misal peta yang kita fotocopy sebagian dan tidak lengkap),
dan tidak mempunyai kontur(misal karena fotocopy) hasilnya tidak jelas.
Oleh sebab itu kita harus menghitung ketinggian suatu tempat dengan cara
sebagai berikut;
a. Cari dua titik yang ketinggian dan harganya tercantum dan jaraknya berdekatan.
b. Hitung
selisih ketinggian antara kedua titik tersebut. Hitung berapa garis
kontur yang terdapat antara kedua titik itu. Hati-hati dalam menghitung
garis kontur, jangan sampai menghitung garis kontur yang sama harganya.
Biasanya kedua titik tersebut terpisah lembah. Dengan menghitung selisih
ketinggian dua titik dan jumlah garis kontur yang terdapat antara dua
titik maka kita dapat menghitung interval konturnya, yang merupakan
bilangan bulat.
c. Lihat
garis kontur yang terdekat dengan salah satu titik ketinggian yang kita
tentukan sebelumnya pada butir a. kemudian tentukan garis kontur
tersebut apakah harganya lebih rendah dari titik tersebut (bila mengarah
kepuncak) atau harganya lebih kecil (bila mengarah kebawah/yang lebih
rendah). Tentukan harga kontur untuk menambah/mengurangi antara harga
garis kontur yang diketahui dengan interval konturnya, begitu juga untuk
harga kontur lainnya.
d. Cantumkan
harga garis kontur untuk setiap garis kontur yang mempunyai kelipatan
sepuluh, dan tebalkan garis kontur berharga 250, 500, 750, dst. Ingat!!
Dalam menghitung garis kontur usahakan lebih dari satu kali untuk
menghindari kesalahannya.
5. Mengenal Tanda Medan
Selain
tanda-tanda keterangan yang terdapat pada legenda peta topografi kita
harus dapat mengenal tanda-tanda lain seperti bentuk-bentuk atau bentang
alam permukaan bumi yang mencolok di lapangan dan mudah dikenali di
peta. Tanda/keterangan tersebut biasanya disebut tanda medan. Kegunaan
kita mengenal tanda medan, jika peta topografi tersebut tidak lengkap
(tidak ada legenda).
Beberapa
tanda medan yang dapat kita mengetahui/dibaca dari peta topografi
sebelum kita ke lapangan dan kemungkinan kita dapati langsung
dilapangan/medan langsung/alam sebagai pembantu kita:
a. Puncak gunung atau bukit, punggungan gunung, lembah antara dua puncak dan bentuk lain yang mencolok.
b. Lembah yang curam, pertemuan anak sungai, kelokan anak sungai yang tajam, tebing-tebing di tepi sungai.
c. Kelokan jalan. Jembatan (perpotongan sungai dengan jalan), ujung desa, simpang jalan, hulu sungai, jalan setapak dan sebagainya
d. Didaerah pantai, muara sungai, tanjung yang menjorok kelaut, delta dsb.
6. Mengetahui/menafsirkan jarak
Untuk
mengetahui jarak yang akan kita tempuh, kita dapat mengetahuinya dengan
menghitung jarak di peta lalu dengan mengingat skala, kita dapatkan
jarak horizontal. Dari jarak horizontal dapat dihitung jarak sebenarnya.
Ingat!!..
Bila kita telah terbiasa membaca peta topografi dengan garis kontur,
kita langsung dapat mengetahui perbandingan jarak horizontal dan jarak
sebenarnya dari keadaan/bentuk garis konturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar