Senin, 19 Mei 2014

Apa Saja Syarat Menjadi Pendonor Darah??

Menyumbangkan darah tidak akan merugikan pendonor karena darah kita dibentuk oleh sumsung tulang. Sel-sel darah kita mempunyai umur tertentu dan selalu diperbaharui. Mesti begitu dalam menyumbangkan darah perlu diperhatikan kesehatan calon donor agar darah yang disumbangkan bisa berguna bagi orang lain.

Apa saja syarat menjadi pendonor darah?

Pertama, Anda harus berusia 17 - 65 tahun
Kedua, Anda harus dalam keadaan sehat. Artinya kadar hemoglobin harus normal (tidak mengalami anemia)
Ketiga, Anda sedang tidak menderita penyakit menular, seperti HIV, malaria, sifilis atau hepatitis.
Keempa, berat badan Anda saat mendonor minimal 45kg.
Kelima, Anda yang perempuan sedang tidak hamil, menyusui atau menstruasi.
Keenam, tekanan darah normal, yaiotu sistole 110-160mmHG dan diastoloe 70-100mmHG.
Ketujuh, jarakdengan transfusi sebelumnya minimal 3 bulan.

Darah yang sudah diambil akan diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya penyakit menular. Jika terhanya positif hepatitis atau HIV tidak akan digunakan untuk transfusi. Tes HIV akan dijaga kerahasiaannya sehingga tidak akan diketahui orang lain

Donor Darah, Banyak Manfaatnya !!!

Ajakan donor darah sudah lama digaungkan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) untuk membantu saudara kita yang membutuhkan transfusi darah. Sayangnya kesadaran mendonorkan darah ini di masyarakat kita masih tergolong rendah. Terbukti, kantor PMI masih sering mengalami kekurangan stock dara, termasuk darah golongan tertentu yang langka, yang sewaktu-waktu dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa pasien dirumah sakit.

Donor darah sebenarnya merupakan simbiosis mutualisme, yang sama-sama memberi keuntungan, baik bagi pendonor maupun penerima donor, setiap tetes darah yang kita sumbangkan memberikan kesempatan hidup lebih lama lagi buat mereka yang membutuhkan. Sementara, bagi yang mendonorkan darah, akan memberikan manfaat kesehatan yang lebih baik.

Anggapan yang menyatakan mendonorkan darah bisa membuat kita menjadi lemas adalah salah besar. Saat kita mendonorkan darah, maka tubuh akan bereaksi langsung dengan membuat penggantinya. Jadi, kita tidak akan mengalami kekurangan darah. Selain membuat tubuh memproduksi darah batu, setidaknya ada lima manfaat kesehatan lain yang bisa kita rasakan.

Pertama, menjaga kesehatana jantung. Tingginya kadar zat besi dalam darah akan membuat seseorang menjadi lebih rentan terhadap penyakit jantung, Zat besi yang berlebihan didalam darah bisa menyebabkan oksidasi kolesterol Produk oksidasi tersebut akan menumpuk  pada dinding arteri dan ini sama dengan memperbesar peluang terkena serangan jantung dan stroke. Saat kita rutin mendonorkan darah maka jumlah zat besi dalam darah bisa lebih stabil. Ini artinya menurunkan resiko penyakit jantung

Kedua, meningkatkan produksi sel darah merah. Donor darah juga akan membantu tubuh mengurangi jumlah sel darah merah dalam darah. Tak perlu panik dengan berkurangnya sel darah merah, karena sumsum tulang belakang akan segera mengisi ulang sel darah merah yang telah hilang. Hasilnya, sebagai pendonor kita akan mendapatkan pasokan darah baru setiap kita mendonorkan darah . Oleh karena itu, donor darah menjadi langkah yang baik untuk menstimulasi pembuatan darah baru.

Ketiga, membantu penurunan berat tubuh. Menjadi donor darah adalah salah satu metode diet dan pembakaran kalori yang ampuh. sebab dengan memberikan sekitar 450ml darah akan membantu proses pembakaran kalori kira-kira 650kk. Itu jumlah kalori yang banyak untuk membuat pinggang kita ramping.

Keempat, mendapat kesehatan psikologis. Menyumbangkan hal yang tidak ternilai harganya kepada yang membutuhkan akan membuat kita merasakan kepuasan psikologis. Sebuah penelitian menemukan, orang yang rutin menjadi pendonor darah akan merasakan tetap berenergi dan bugar.

Kelima, mendeteksi penyakit serius, Setiap kali kita ingin mendonorkan darah, prosedur standarnya adalah darah kita akan diperiksa dari berbagai penyakit seperti HIV, Hepatitis B, Hepatitis C, sifilis, dan malaria. Bagi yang menerima donor darah ini adalah informasi penting untuk mengatisipasi penularan penyakit melalui transfusi darah. Sedangkan untuk kita, ini adalah " rambu peringatan " yang baik agar kita lebih perhatian terhadap kondisi kesehatan kita sendiri.

Setelah menginjak usia 18 tahun, cobalah untuk membiasakan diri mendonorkan darah seruap tiga bulan sekali. Tidak hanya akan memberikan perasaan yang senang karena dapat membantu sesama, namun bermanfaat positif bagi kesehatan tubuh jua=ta sendiri. Dan usia maksimal untuk melakukan kebiasaan baik ini adalah hingga usia 60 tahun. Jadi ayo jangan tunggu lama lagi. Ayo donorkan darahmu 

Jumat, 09 Mei 2014

Herpes zoster

Herpes zoster (nama lain: shingles atau cacar ular cacar api) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus varicella-zoster. Setelah seseorang menderita cacar air, virus varicella-zoster akan menetap dalam kondisi dorman (tidak aktif atau laten) pada satu atau lebih ganglia (pusat saraf) posterior. Apabila seseorang mengalami penurunan imunitas seluler maka virus tersebut dapat aktif kembali dan menyebar melalui saraf tepi ke kulit sehingga menimbulkan penyakit herpes zoster. Di kulit, virus akan memperbanyak diri (multiplikasi) dan membentuk bintil-bintil kecil berwarna merah, berisi cairan, dan menggembung pada daerah sekitar kulit yang dilalui virus tersebut. Herper zoster cenderung menyerang orang lanjut usia dan penderita penyakit imunosupresif (sistem imun lemah) seperti penderita AIDS, leukemia, lupus, dan limfoma.

Epidemologi


Herpes zoster ditularkan antarmanusia melalui kontak langsung, salah satunya adalah transmisi melalui pernapasan sehingga virus tersebut dapat menjadi epidemik di antara inang yang rentan. Resiko terjangkit herpes zoster terkait dengan pertambahan usia. Hal ini berkaitan adanya immunosenescence, yaitu penurunan sistem imun secara bertahap sebagai bagian dari proses penuaan. Selain itu, hal ini juga terkait dengan penurunan jumlah sel yang terkait dalam imunitas melawan virus varicella-zoster pada usia tertentu. Penderita imunosupresi, seperti pasien HIV/AIDS yang mengalami penurunan CD4 sel-T, akan berpeluang lebih besar menderita herpes zoster sebagai bagian dari infeksi oportunistik.

Herpes Zoster bukan Herpes Genital atau Herpes Simplex, oleh karenanya Herpes Zoster yang merupakan bawaan dari Penyakit Cacar Air atau Varisela Zoster tidak akan menular pada orang lain menjadi Herpes Zoster juga, kecuali orang tersebut belum pernah terkena Cacar Air, maka ia bisa terjangkit Cacar Air. Tetapi pada umumnya orang dewasa telah pernah terkena Cacar Air pada masa kecilnya, sedangkan Balita zaman sekarang yang telah divaksinasi lengkap juga telah mendapat Vaksinasi Cacar Air (Varisela). Vaksinasi Varisela sebaiknya diberikan pada orang yang belum pernah terkena Cacar Air, tetapi bagi mereka yang telah berusia di atas 50 tahun sebaiknya diberikan Vaksinasi Varisela apakah sudah pernah terkena Cacar Air atau tidak sebagai booster (penguat), sehingga jika timbul Lepuh (singhle) Herpes Zoster tidak parah. Sebagaimana halnya Vaksinasi MMR yang juga menggunakan Virus yang dilemahkan, maka pasien yang divaksinasi harus dalam kondisi Fit agar demam akibat vaksinasi minimal.

Gejala


Pada awal terinfeksi virus tersebut, pasien akan menderita rasa sakit seperti terbakar dan kulit menjadi sensitif selama beberapa hari hingga satu minggu. Penyebab terjadinya rasa sakit yang akut tersebut sulit dideteksi apabila ruam (bintil merah pada kulit) belum muncul. Ruam shingles mulai muncul dari lepuhan (blister) kecil di atas dasar kulit merah dengan lepuhan lainnya terus muncul dalam 3-5 hari. Lepuhan atau bintil merah akan timbul mengikuti saraf dari sumsum tulang belakang dan membentuk pola seperti pita pada area kulit. Penyebaran bintil-bintil tersebut menyerupai sinar (ray-like) yang disebut pola dermatomal. Bintil akan muncul di seluruh atau hanya sebagian jalur saraf yang terkait. Biasanya, hanya satu saraf yang terlibat, namun di beberapa kasus bisa jadi lebih dari satu saraf ikut terlibat. Bintil atau lepuh akan pecah dan berair, kemudian daerah sekitarnya akan mengeras dan mulai sembuh. Gejala tersebut akan terjadi dalam selama 3-4 minggu. Pada sebagian kecil kasus, ruam tidak muncul tetapi hanya ada rasa sakit.

Deteksi

Untuk mendeteksi penyakit herpes zoster, dapat dilakukan beberapa macam tes, yaitu;
  • Kultur virus
Cairan dari unilepuh yang baru pecah dapat diambil dan dimasukkan ke dalam media virus untuk segera dianalisa di laboratorium virologi. Apabila waktu pengiriman cukup lama, sampel dapat diletakkan pada es cair. Pertumbuhan virus varicella-zoster akan memakan waktu 3-14 hari dan uji ini memiliki tingkat sensitivitas 30-70% dengan spesifitas mencapai 100%.
  • Deteksi antigen
Uji antibodi fluoresens langsung lebih sensitif bila dibandingkan dengan teknik kultur sel. Sel dari ruam atau lesi diambil dengan menggunakan scapel (semacam pisau) atau jarum kemudian dioleskan pada kaca dan diwarnai dengan antibodi monoklonal yang terkonjugasi dengan pewarna fluoresens. Uji ini akan mendeteksi glikoproten virus.
  • Uji serologi
Uji serologi yang sering digunakan untuk mendeteksi herpes zoster adalah ELISA.
  • PCR
PCR digunakan untuk mendeteksi DNA virus varicella-zoster di dalam cairan tubuh, contohnya cairan serebrospina.

Pengobatan


Pengobatan terhadap herpes zoster terdiri dari tiga hal utama yaitu pengobatan infeksi virus akut, pengobatan rasa sakit akut yang berkaitan dengan penyakit tersebut, dan pencegahan terhadap neuralgia pascaherpes. Penggunaan agen antiviral dalam kurun waktu 72 jam setelah terbentuk ruam akan mempersingkat durasi terbentuknya ruam dan meringankan rasa sakit akibat ruam tersebut. Apabila ruam telah pecah, maka penggunaan antiviral tidak efektif lagi. Contoh beberapa antiviral yang biasa digunakan untuk perawatan herpes zoster adalah Acyclovir, Famciclovir, dan Valacyclovir.
Untuk meringankan rasa sakit akibat herpes zoster, sering digunakan kortikosteroid oral (contoh prednisone). Sedangkan untuk mengatasi neuralgia pascaherpes digunakan analgesik (Topic agents), antidepresan trisiklik, dan antikonvulsan (antikejang). Contoh analgesik yang sering digunakan adalah krim (lotion) yang mengandung senyawa calamine, kapsaisin, dan xylocaine. Antidepresan trisiklik dapat aktif mengurangi sakit akibat neuralgia pascaherpes karena menghambat penyerapan kembali neurotransmiter serotonin dan norepinefrin. Contoh antidepresan trisiklik yang digunakan untuk perawatan herpes zoster adalah Amitriptyline, Nortriptyline, Nortriptyline, dan Nortriptyline. Untuk mengontrol sakit neuropatik, digunakan antikonvulsan seperti Phenytoin, carbamazepine, dan gabapentin.

Pencegahan


Untuk mencegah herper zoster, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah pemberian vaksinasi. Vaksin berfungsi untuk meningkatkan respon spesifik limfosit sitotoksik terhadap virus tersebut pada pasien seropositif usia lanjut. Vaksin herpes zoster dapat berupa virus herpes zoster yang telah dilemahkan atau komponen selular virus tersebut yang berperan sebagai antigen. Penggunaan virus yang telah dilemahkan telah terbukti dapat mencegah atau mengurangi risiko terkena penyakit tersebut pada pasien yang rentan, yaitu orang lanjut usia dan penderita imunokompeten, serta imunosupresi.

Perkembangan Ruam Herpes Zoster




Apa Itu Herpes Zoster ?

HERPES, demikianlah kalangan medis menyebut penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung berkelompok ini. Gelembung-gelembung tersebut berisi air pada dasar peradangan. Ada dua macam penyakit herpes, yaitu herpes genitalis dan herpes zoster. Herpes genitalis disebabkan virus herpes simpleks dan merupakan penyakit kelamin, sedangkan herpes zoster karena virus varisela zoster dan menyerang kulit secara umum.

Di Jawa, herpes zoster lebih dikenal dengan sebutan dompo. Sebenarnya herpes zoster merupakan kelanjutan dari cacar air yang juga disebabkan virus varisela zoster. Bedanya dari cacar air, herpes zoster memiliki ciri cacar gelembung yang lebih besar dan berkelompok pada bagian tertentu di badan, bisa di bagian punggung, dahi atau dada.

Jika seseorang sembuh dari cacar air, virus penyebabnya tidak 100% musnah. Virus bersembunyi di dalam sel ganglion dorsalis sistem saraf sensoris penderita. Nah, pada saat daya tahan tubuh melemah, virus akan muncul kembali dalam bentuk herpes zoster. Itulah mengapa gejala yang ditunjukkan penyakit ini hampir sama dengan gejala penyakit cacar.

Awalnya, seseorang akan merasa demam, menggigil, sesak napas, nyeri di persendian atau pegal di satu bagian rubuh. Saking pegalnya, lazimnya penderita akan minta dipijat atau malah minum jamu pegal linu. Pasien biasanya juga mengeluh terserang migrain, usus buntu, atau serangan jantung. Setelah tahap itu terlalui akan timbul gelembung-gelembung kecil, biasanya di daerah punggung, hanya pada satu sisi, dan meliputi daerah persarafan tertentu. Gelembung-gelembung ini terasa nyeri dan dapat pecah sehingga mudah timbul infeksi oleh bakteri.

Jika sakitnya parah, gelembung bisa muncul di bagian tubuh lain seperti di dahi, sekitar genital, bahkan sampai area mata. Gelembung yang kadang terasa gatal ini biasanya hanya muncul di satu sisi tubuh, misalnya kanan saja atau kiri saja. Lokasi munculnya gelembung di kulit mengikuti area persarafan yang selama itu menjadi tempat varisela zoster mendekam. Maka lokasinya juga sama dengan lokasi serangan ketika cacar air dulu. Serangan bisa terjadi pada satu atau beberapa area persarafan sekaligus. Inilah yang menyebabkan serangannya bisa meluas ke beberapa bagian tubuh, termasuk ke bagian kepala. Namun, kebanyakan hanya menyerang area persarafan di sekitar dada.

Gelembung-gelembung pada kulit sebaiknya dijaga agar tidak pecah, karena bisa menimbulkan bekas atau menjadi jalan masuk bagi kuman lain. Untuk mencegahnya, bisa digunakan bedak talek yang membantu melicinkan kulit. Setelah beberapa hari, gelembung akan kempis sendiri karena diserap tubuh dan bekasnya kemudian akan menghitam. Di saat sakit, penderita boleh saja mandi jika memang tahan dengan hawa dingin air.

Secara umum, seluruh jenis penyakit herpes dapat menular melalui kontak langsung. Luka akibat infeksi yang terbuka akan mudah menularkan virus ke bagian tubuh lain atau ke orang lain kalau terjadi persentuhan. Khusus varisela zoster juga dapat ditularkan melalui udara, walau daya tularnya tidak sebesar cacar air. Jika seseorang tertular dan sebelumnya belum pernah sakit cacar air, ia akan terkena cacar air dulu dan tidak langsung herpes zoster. Gejalanya juga tidak sehebat herpes zoster.

Karena itu, penderita sebaiknya beristirahat dulu sampai lukanya mengering dan penderita sudah tidak merasa pegal-pegal lagi. Waktunya bisa hampir dua minggu. Istirahat di sini juga perlu, agar tidak tertular penyakit yang lain lagi.

Lanjut Usia

Herpes zoster intinya memang berurusan dengan daya tahan tubuh. Tak heran kalau penyakit ini banyak menyerang kaum lanjut usia atau mulai di atas 50 tahun. Pada usia di atas 50 tahun, banyak orang yang terserang akibat daya tahan tubuhnya lemah. Orang-orang pada usia produktif juga mudah terserang jika kebetulan masuk golongan rentan. Misalnya, mereka yang terinfeksi HIV, penderita keganasan, atau penerima transplantasi organ tubuh. Juga terhadap orang yang menerima terapi imunosupresif, kemoterapi, dan radiasi seperti penderita kanker.

Penyakit ini harus cepat ditangani. Paling tidak dalam tiga hari sejak muncul demam, harus segera diberi obat-obat antivirus seperti famsiklovir, valasiklovir, asiklovir, vidarabin, atau foskarnet. Efektivitas pengobatan ini 100%, meski tidak seluruh virus terbasmi.

Jika serangan virus sudah sampai ke mata, penderita dianjurkan berobat juga ke dokter mata, agar kerusakan saraf di sekitarnya dapat dicegah. Sebab, kerusakan saraf yang disebabkan penyakit ini sangat sulit dipulihkan.

Bagi orang sehat, untuk pencegahan bisa dilakukan imunisasi dengan vaksin varisela zoster. Pada anak sehat usia 1 - 12 tahun diberikan satu kali. Imunasasi dapat diberikan satu kali lagi pada masa pubertas untuk memantapkan kekebalan menjadi 60% - 80%. Setelah itu, untuk menyempurnakannya, berikan imunisasi sekali lagi saat dewasa. Kekebalan yang didapat ini bisa bertahan sampai 10 tahun.

Kamis, 08 Mei 2014

Seperti Apa Standar Air Bersih?

Air jernih yang kita lihat sehari-hari, yang biasa kita minum, apakah sudah bener-benar sehat dan juga layak untuk kita konsumsi? Dari mana kita tahu air tersebut memang bersih. Mengutip Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila dimasak.
Air bersih disini kita kategorikan hanya untuk yang layak dikonsumsi, bukan layak untuk digunakan sebagai penunjang aktifitas seperti untuk MCK. Karena standar air yang digunakan untuk konsumsi jelas lebih tinggi dari pada untuk keperluan selain dikonsumsi. Ada beberapa persyaratan yang perlu diketahui mengenai kualitas air tersebut baik secara fisik, kimia dan juga mikrobiologi.
1. Syarat fisik, antara lain:
a. Air harus bersih dan tidak keruh
b. Tidak berwarna apapun
c. Tidak berasa apapun
d. Tidak berbau apaun
e. Suhu antara 10-25 C (sejuk)
f. Tidak meninggalkan endapan
2. Syarat kimiawi, antara lain:
a. Tidak mengandung bahan kimiawi yang mengandung racun
b. Tidak mengandung zat-zat kimiawi yang berlebihan
c. Cukup yodium
d. pH air antara 6,5 – 9,2
3. Syarat mikrobiologi, antara lain:
Tidak mengandung kuman-kuman penyakit seperti disentri, tipus, kolera, dan bakteri patogen penyebab penyakit.
Seperti kita ketahui jika standar mutu air sudah diatas standar atau sesuai dengan standar tersebut maka yang terjadi adalah akan menentukan besar kecilnya investasi dalam pengadaan air bersih tersebut, baik instalasi penjernihan air dan biaya operasi serta pemeliharaannya. Sehingga semakin jelek kualitas air semakin berat beban masyarakat untuk membayar harga jual air bersih. Dalam penyediaan air bersih yang layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat banyak mengutip Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 173/Men.Kes/Per/VII/1977, penyediaan air harus memenuhi kuantitas dan kualitas, yaitu:
a. Aman dan higienis.
b. Baik dan layak minum.
c. Tersedia dalam jumlah yang cukup.
d. Harganya relatif murah atau terjangkau oleh sebagian besar masyarakat
Parameter yang ada digunakan untuk metode dalam proses perlakuan, operasi dan biaya. Parameter air yang penting ialah parameter fisik, kimia, biologis dan radiologis yaitu sebagai berikut:
Parameter Air Bersih secara Fisika
1. Kekeruhan
2. Warna
3. Rasa & bau
4. Endapan
5. Temperatur
Parameter Air Bersih secara Kimia
1. Organik, antara lain: karbohidrat, minyak/ lemak/gemuk, pestisida, fenol, protein, deterjen, dll.
2. Anorganik, antara lain: kesadahan, klorida, logam berat, nitrogen, pH, fosfor,belerang, bahan-bahan beracun.
3. Gas-gas, antara lain: hidrogen sulfida, metan, oksigen.
Parameter Air Bersih secara Biologi
1. Bakteri
2. Binatang
3. Tumbuh-tumbuhan
4. Protista
5. Virus
Parameter Air Bersih secara Radiologi
1. Konduktivitas atau daya hantar
2. Pesistivitas
3. PTT atau TDS (Kemampuan air bersih untuk menghantarkan arus listrik)
Dengan standar tersebut maka air konsumsi yang kita gunakan akan aman bagi kesehatan kita, karena itu jadilah manusia yang selektif demi kesehatan dan juga keberlangsungan kita. Semoga bermanfaat.

Kenali Gejala-Gejala Diabetes Melitus

kenali gejala-gejala diabetes melitus

1. sering buang air kecil, terutama pada malam hari
2. cepat merasa lapar dan dahaga
3. berat badan menurun, sebaliknya nafsu makan bertambah
4. cepat merasa lelah dab mengantuk
5. mudah timbul bisul atau abses dengan kesembuhan yang lama
6. gatal-gatal terutama dibagian luar'
7. sering kesemutan
8. gairah sex menurun
9. penglihatan kabur, ditandai dengan seringnya berganti ukuran kaca mata
10. ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan bayi lebih dari 4kg

Rabu, 07 Mei 2014

5 Fakta Penting tentang Virus MERS-CoV

Sejak beberapa pekan lalu, dunia dikejutkan kembali oleh virus MERS. Sebelumnya, pernah terjadi kasus serupa pada 2012. Tercatat ada sekitar 262 kasus virus yang menyerang sistem pernapasan ini dan telah dikonfirmasi oleh 12 negara.

Virus yang diduga berasal dari Timur Tengah ini tentunya perlu diketahui lebih dalam. Berikut lima hal tentang MERS, berdasarkan laporan CNN, Senin 5 Mei 2014.

1. MERS merupakan virus korona.

MERS sejenis dengan SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang berasal dari flu biasa, namun tidak separah SARS, yang pada satu dekade lalu mengakibatkan 8.000 orang sakit dan 773 orang meninggal. Para peneliti mengatakan, setidaknya saat ini MERS belum menyebar dengan mudah terhadap manusia.

Centers for Disease Control and Prevention mengatakan, virus ini menyerang sistem pernapasan, sehingga mengakibatkan orang yang terjangkitnya demam, batuk, dan parahnya menyerang radang paru-paru (pneumonia) serta gagal ginjal. Namun, menurut WHO, gejala lainnya adalah berhubungan dengan lambung dan usus seperti diare.

Para pejabat setempat menyatakan rata-rata korban MERS berusia 51 tahun, meskipun ada yang berusia 2-94 tahun.

2. Para peneliti belum mengetahui secara pasti penyebaran MERS.

Semua kasus MERS di enam negara di Semenanjung Arab dikaitkan dengan penularannya terbatas melalui benda atau kontak fisik, seperti halnya interaksi langsung pasien dengan perawat kesehatan.

Namun, Dr. Anne Schuchat, asisten dokter bedah umum di Public Health Service, Amerika, mengatakan, penularan tersebut malah bisa berakibat fatal. "Anda tidak berisiko terinfeksi MERS-CoV bila tidak melakukan kontak secara langsung seperti merawat atau hidup dengan seseorang orang yang terinfeksi virus tersebut," katanya.

3. MERS berasal dari Unta.

Sebuah penelitian menunjukkan awal mula virus ini berasal dari unta. Bulan Februari lalu, para ilmuwan menerbitkan temuan mereka yang berisi hampir dari tiga perempat dari unta di Arab Saudi dinyatakan positif mengidap virus MERS.

CDC juga menemukan MERS di dalam kelelawar di Arab Saudi.

"Cara terinfeksi dari hewan ke manusia atau lingkungannya masih dalam penyelidikan," ujar WHO bulan lalu.

4. MERS diduga musiman.

Pejabat setempat menjelaskan, kasus ini mempunyai kesamaan dalam kenaikan korbannya. Pada musim semi tahun lalu juga mengalami peningkatan seperti saat ini. Dugaan tersebut diamini oleh Schuchat, faktor MERS ini mungkin disebabkan oleh musim yang dapat menyebar dengan mudah.

5. Hingga saat ini belum ada obat dan vaksin.

Anne Schuchat mengakui, hingga saat ini belum ada vaksin dan obat-obatan khusus untuk menangani MERS. Namun, dokter dapat mengobati gejala MERS, seperti demam atau kesulitan bernapas