Sabtu, 01 Januari 2011

Info Wisata

English Version | Bahasa Indonesia 
Daftar | MasukSabtu, 1 Januari 2011
 

Candi Ijo

Foto 7 dari 7Photo by : Ricky DitriyanFoto 6 dari 7Photo by : Ricky Ditriyan
Foto 7 dari 7
Photo by : Ricky Ditriyan

Rating :  2.3 ( 3 pemilih )

A. Selayang Pandang

Candi Ijo adalah nama sebuah kompleks percandian yang terletak di Bukit Ijo. Nama candi tersebut diambil dari nama lokasi dibangunnya candi yang oleh masyarakat setempat dinamakan ‘Gumuk Ijo‘(gumuk = bukit). Bukit Ijo merupakan perbukitan tertinggi di wilayah Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, dengan puncak tertinggi sekitar 410 meter di atas permukaan laut (dpl). Lokasi Candi Ijo sendiri berada pada ketinggian 357,402 m – 395,481 m dpl. Lokasi ini merupakan lokasi candi tertinggi dibandingkan candi-candi lainnya di wilayah Yogyakarta. Maka tak heran jika di kalangan penikmat wisata purbakala, Candi Ijo juga dikenal dengan sebutan ‘Candi Tertinggi‘ di Yogyakarta.

Kompleks Candi Ijo sebetulnya masih berada dalam satu perbukitan dengan candi-candi lain, semisal Candi Ratu Boko, Candi Barong, serta Candi Banyunibo. Candi-candi tersebut berada di atas perbukitan kapur Kecamatan Prambanan. Candi Ijo sendiri diperkirakan dibangun sekitar abad ke-9 Masehi. Dari area candi ini, jika wisatawan memandang ke arah selatan, akan nampak lembah berteras curam yang sangat sedap dipandang. Tanah di perbukitan ini memang tandus, tetapi di musim hujan tumbuhan semak dan belukar nampak menyelimuti perbukitan. Apabila wisatawan memandang ke arah barat, akan nampak Bandara Internasional Adisutjipto yang berada di tepi barat perbukitan Prambanan.

B. Keistimewaan

Candi Ijo adalah kompleks percandian yang terdiri dari 17 struktur bangunan dan terbagi ke dalam 11 teras. Teras pertama hingga teras kesebelas merupakan teras berundak yang membujur dari arah barat ke timur. Struktur teras ini merupakan salah satu bentuk akulturasi budaya Hindu dengan kebudayaan lokal yang nampak dalam struktur tempat peribadatan zaman megalitik, yaitu punden berundak.

Dari kesebelas teras tersebut, teras terakhir atau teras tertinggi adalah wilayah yang dianggap paling sakral, di mana terdapat sebuah candi utama dengan tiga candi perwara (pengiring). Saat ini, struktur bangunan candi yang telah berhasil dipugar adalah kompleks candi utama dan tiga candi perwara tersebut. Sedangkan struktur bangunan lainnya, dari teras pertama hingga teras kesepuluh masih dalam proses identifikasi dan proses susun-coba struktur bangunan candi.

Wisatawan yang berkunjung ke kompleks Candi Ijo dapat menikmati keunikan candi yang menjadi tempat untuk memuja Dewa Siwa ini dengan menyaksikan peninggalan Lingga-Yoni yang terdapat di dalam candi. Susunan Lingga-Yoni yang terdapat di dalam Candi Ijo memiliki ukuran yang cukup besar dan merupakan salah satu yang terbesar di Nusantara. Menurut Dra. Sri Sugiarti (Kepala Unit Candi Ijo), besarnya ukuran Lingga-Yoni di candi ini merupakan manifestasi dari besarnya pemujaan terhadap Dewa Siwa dan Dewi Parwati (istri Dewa Siwa). Selain merepresentasikan Dewa Siwa dan Dewi Parwati, Lingga-Yoni juga merujuk pada sifat lelaki dan perempuan, sehingga dalam hal ini ia bermakna kesuburan dan awal mula kehidupan. Pemujaan terhadap Dewa Siwa melalui lingga biasa disebut lingga kultus.

Struktur Lingga-Yoni di candi ini pun cukup unik. Batu lingga yang bulat silinder berdiri di atas penampang (Yoni) berbentuk ceruk yang memiliki ujung sebagai tempat aliran air. Tempat aliran air tersebut ditopang oleh pahatan berbentuk kepala naga dan kura-kura. Menurut Sri Sugiarti, kemungkinan dahulu pemujaan terhadap Dewa Siwa dilakukan dengan menuangkan air di atas Lingga hingga mengalir diujung ceruk Yoni. Aliran air hasil pemujaan tersebut kemudian dianggap sebagai air suci.

Selain menyaksikan Lingga-Yoni, wisatawan juga dapat melihat beberapa arca dan relief yang terdapat di Candi Ijo ini. Salah satunya adalah arca nandi (lembu) yang dalam mitologi Hindu dianggap sebagai kendaraan Dewa Siwa. Adapun arca-arca lainnya, seperti arca Agastya, Ganesha, dan Durga yang semula merupakan hiasan pada relung-relung candi kini telah disimpan di Kantor Balai Pelestarian Peninggalan Purbakaa (BP3) Yogyakarta. Sementara relief yang terdapat di Candi Ijo menggambarkan sosok laki-laki dan perempuan yang sedang melayang. Relief ini menggambarkan Dewa Siwa dan Dewi Parwati sebagai lambang untuk mengusir roh jahat.

Keunikan lainnya dapat dilihat pada bekas salah satu pondasi candi yang dipahat langsung dari batuan bukit kapur. Berbeda dengan struktur bangunan candi pada umumnya yang disusun dari batu-batu andesit, salah satu pondasi candi di kompleks Candi Ijo malah memanfaatkan bukit batu sebagai pondasi candi dengan cara memahatnya. Pondasi dari bukit batu tersebut masih dapat dilihat, sementara badan bangunannya belum bisa direstorasi.

Peninggalan lainnya yang cukup berharga adalah dua prasasti batu yang ditemukan di reruntuhan sebuah candi pada teras kedelapan. Prasasti pertama merupakan prasasti dengan ukuran setinggi satu meter yang berisi tulisan berbunyi ‘Guywan‘ yang oleh Soekarto dibaca ‘Bhuyutan‘ yang berarti ‘pertapaan‘. Saat ini prasasti tersebut disimpan di Museum Nasional Jakarta. Prasasti kedua berukuran lebih kecil, tinggi sekitar 14 cm dan tebal 9 cm, yang berisi 16 buah kalimat mantra kutukan yang diulang-ulang. Mantra tersebut berbunyi ‘Om sarwwawinasa, sarwwawinasa‘. Prasasti ini tidak menyertakan tahun, akan tetapi dari sudut paleografis dapat diperkirakan berasal dari abad ke-8 hingga ke-9 Masehi.

C. Lokasi

Candi Ijo terletak di Bukit Ijo, Desa Sambirejo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, Provinsi DI Yogyakarta, Indonesia.

D. Akses

Dari Kota Yogyakarta, Candi Ijo terletak sekitar 28 kilometer ke arah timur. Wisatawan yang ingin mengunjungi Candi Ijo dapat menempuh rute menuju Candi Prambanan dengan menggunakan bus Trans-Jogja (Trayek 1 A atau 1 B) atau menggunakan jasa taksi. Dari Candi Prambanan wisatawan menuju arah selatan (ke kanan jika berangkat dari Yogyakarta, atau ke kiri jika dari arah Solo) dengan menggunakan jasa ojek atau taksi. Arah menuju Candi Ijo merupakan jalan raya yang menghubungkan Yogyakarta-Piyungan. Setelah perjalanan sekitar 15 menit, akan nampak papan nama menuju Candi Ijo. Ikutilah papan nama tersebut hingga sampai di kompleks Candi Ijo yang terletak di tepi jalan menanjak Bukit Ijo.

E. Harga Tiket

Wisatawan yang berkunjung ke Candi Ijo cukup mengisi daftar buku tamu tanpa dipungut biaya. Namun rencananya, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kab. Sleman akan segera menarik retribusi bagi pengunjung.

F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya

Wisatawan yang memerlukan data atau sejarah mengenai Candi Ijo dapat mendatangi Pos Jaga Candi Ijo. Para petugas di candi ini dengan senang hati akan memberi penjelasan mengenai penemuan, proses pemugaran, maupun sejarah keberadaan candi. Apabila memerlukan penginapan atau rumah makan, wisatawan dapat memperolehnya di sekitar Candi prambanan.

Teks: Lukman Solihin
Foto: Koleksi Jogjatrip.com
(Data primer dan berbagai sumber)

Dibaca : 1112 kali.

Jika Anda dari luar Yogyakarta, dan ingin mengunjungi tempat ini dengan jasa travel biro,
silakan hubungi: 

Maharatu Tour and Travel

Jl. Sisingamangaraja No. 27 Yogyakarta.
Telp. +62 274 8373005. Fax. +62 274 379250
Email : maharatu@maharatu.com -maharatu257@yahoo.com 
Website : www.maharatu.com 

Rating :  
Jika Anda pernah mengujungi objek wisata ini, berikan rating dan komentar untuk menjadi perhatian Dinas Pariwisata atau pengelola obyek wisata setempat.


Share
Facebook    


Berikan komentar Anda !






Obyek lainnya

OBYEK WISATA





  • www.adicita.com
  • Pengunjung Online

           Online:249
      Hari ini:2.357
     Kemarin:4.672
     Minggu lalu:52.520
     Bulan lalu:0
     Total:563.428
    Sejak 20 Mei 2010


Tidak ada komentar:

Posting Komentar