Senin, 30 April 2012

kisah malam

mentari telah beranjak pergi keperaduannya 

senja datang dengan lembayung nan elok diufuk barat 

ketika rintik air mulai berjatuhan 

memberikan ketentram kepada jiwa yang haus 

membawa hawa sejuk bagi jiwa yang panas

menentramkan jiwa yang bergejolak

menetralkan degup kencang dalam hati 

angin yang berkejar-kejaran membuat jiwa ini kembali berucap 

menenangkan apa yang telah terjadi 

air yang menetes semakin rapat

membasahi daun-daun yang kering 

malampun kini telah beranjak 

waktu yang terbunuh dengan sia-sia

hanya ada emosi yang kini melanda

menuntun akal sehat tuk kembali 

menikmati dunia kelam yang kini ada dihadapanku 

merasuk pada jiwa yang sepi 

tanda ketenangan 

gundah gulana yang ku hadapi

antara mengikuti atau diikuti 

antara benar atau salah 

dan diantara nafsu-nafsu yang tak terkendali 

terselip diantara hati yang bimbang 

malam yang dingin 

tanpa hamparan bintang 

tanpa sinra purnama

hanya hamparan gelap yang tak berbatas 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar