Rabu, 29 Januari 2014

JANGAN MAU MATI DIGUNUNG !!!

Ditulis karena beberapa gerah yang membakar kepala sebab banyaknya kasus kematian saat mendaki gunung dalam tiga bulan terakhir. Tulisan ini lumayan panjang, bagi yang tak betah langsung saja tinggalkan. Saya tak memaksa masyarakat menjadi pintar, silahkan bodoh dengan cara sendiri, lalu nikmati.

Pendakian gunung telah menjadi hal yang lumrah dalam beberapa tahun terakhir. Semakin sporadisnya pendakian disebabkan oleh mudahnya arus informasi, diobralnya moda transportasi, dan meledaknya agen perjalanan yang menawarkan kemudahan. Gunung tak lagi menjadi tempat yang eksklusif, semua bisa kesana dan semua bisa menjamahnya. Namun sangat disayangkan, keinginan untuk menikmati alam, khususnya gunung tidak disertai oleh pengetahuan navigasi yang setimpal, persiapan logistik yang memadai, dan perlengkapan standar pendakian.


Para pendaki anyaran kini seperti pelacur yang menjajakan dan melelang tubuh mereka kepada setiap gunung di Indonesia. Semua cuma demi eksistensi diri. Menjadi selebriti dadakan setelah mengupload foto di jejaring sosial atau situs pribadi yang sebagian besar masih numpang portal gratisan. Beragam pertanyaan berebut, jawaban sekenanya disebut. Sekarang gunung seakan menjadi tempat ajang antar nyawa. Dalam tiga bulan terakhir, telah tercatat beberapa kematian akibat pendakian, diantaranya adalah:

1. Cipto Diyono (60 tahun), asal Dusun Jenak, Desa Ngargoyoso, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar ditemukan tewas oleh seorang warga yang sedang mencari rumput di pos 3 pendakian Gunung Lawu, Karanganyar, Jateng pada Tanggal 11 November 2013.

2. Joan Tobit Sigalingging (23 tahun), mahasiswa tingkat akhir jurusan Oseanografi Institut Teknologi Bandung (ITB) meninggal di sebelah barat daya Gunung Kendang, Kabupaten Bandung. Jenazahnya ditemukan senin pagi 25 November 2013 setelah dikabarkan hilang selama hampir sebulan. Lokasi penemuannya terletak di tebing curam dengan kemiringan lereng sekitar 60-70 derajat pada ketinggian sekitar 2.100-2.200 mdpl.

3. Shizuko Rizmadhani (16 tahun), siswi SMA Negeri 6 Bekasi, diketahui meninggal Selasa 24 Desember malam. Korban tewas di Kandang Batu, ketinggian 2.220 mdpl di pos pendakian menjelang puncak Gunung Gede Pangrango, Cianjur, Jawa Barat. Penyebab kematiannya karena terserang hipotermia atau kehilangan suhu panas tubuh akibat basah dan kedinginan.

4. Sehari berikutnya, Endang Hidayat (53 tahun), warga Sepanjang Jaya Rawa Lumbu, Bekasi. Dinyatakan meninggal saat mendaki Gunung Semeru. Korban dilaporkan meninggal dunia sekitar pukul 18.00 WIB di Pos Waturejeng, ketinggian sekitar 2.300 mdpl. Endang diketahui mengalami serangan jatung, bahkan sempat mengalami kejang.

5. Berselang empat hari setelah kabar duka dari Semeru, Gatot Handoko (40 tahun), wisatawan asal Singaraja, Bali, dinyatakan tewas setelah sempat mengeluhkan sakit di dadanya saat pendakian ke Gunung Ijen di Banyuwangi, Jawa Timur. Nyawa korban tak terselamatkan saat dilarikan ke RS Blambangan yang berjarak 20 km dari pos pendakian pertama Paltuding.

6. Helmi Dwi Apriyanto (19 tahun), mahasiswa Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jakarta tewas saat melakukan pendakian di Gunung Salak, selasa 21 Januari 2014. Sebelum mengembuskan nafas terakhirnya, korban sempat menderita sakit saat berada di puncak Salak. Diduga ia tidak kuat menahan udara dingin.

7. Yang terakhir adalah Alief Hazen Rahmansyah (23 tahun) warga jalan Pahlawan, Gresik dan Dian Meitami (19 tahun) warga Karang menjangan, Surabaya. Keduanya adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (Stiesia) Surabaya. Mereka ditemukan tidak bernyawa di lereng lembah barat antara Gunung Kembar, Gunung Welirang, Jawa Timur Senin 27 Januari.
 

Sebagian besar korban kecelakaan di gunung yang disebutkan diatas terjadi karena para pendaki tolol cenderung meremehkan, tidak mengikuti prosedur, tersesat karena tidak melewati jalur resmi, tidak melapor/mengurus Simaksi, melanggar peraturan, tidak membekali diri dengan pengetahuan dasar pendakian, tidak membawa logistik yang memadai, dan terakhir tidak mengikuti ritme pendakian atau aklimatisasi.

Entah apa yang ada di pikiran mereka ketika berani menginjakkan kaki dan melakukan pendakian sedangkan otak masih kosong tanpa mengerti apa itu persiapan pendakian. Gunung bukanlah tempat yang bisa didatangi seenak hati, untuk itu perlu adanya sebuah manajemen perjalanan yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan. Hal ini penting dilakukan untuk meminimalisir resiko dan mencegah hal-hal yang tidak diinginkan selama berkegiatan.

PERENCANAAN PERJALANAN

1. Mempelajari tempat tujuan
Mencari informasi tentang tujuan merupakan tahap paling awal sebelum melakukan perjalanan. Sangat penting sekali mengenal daerah yang akan dituju. Informasi bisa didapat dengan cara studi literatur ataupun bertanya ke pihak yang pernah berkegiatan di tempat tersebut.

Dalam mempelajari tempat tujuan, buatlah peta lintasan dan pertimbangkan rute mana yang akan dipilih. Peta ini memberikan informasi tentang jalur lintasan yang digunakan, shelter peristirahatan dan tempat camp. Cantumkan juga tempat terdapat sumber air, daerah-daerah yang berbahaya dan kendala yang mungkin terjadi selama perjalanan. Informasi lain yang dibutuhkan adalah keadaan umum daerah, seperti keadaan geografis (suhu, iklim, flora, fauna), sosial masyarakat (ekonomi, adat istiadat/kepercayaan masyarakat sekitar) dan Informasi penunjang seperti alternative transportasi menuju lokasi, tempat perijinan, tempat kesehatan, hal-hal yang menunjang komunikasi (lisrik, sinyal) dan jalur evakuasi, yaitu jalur tercepat yang bisa ditempuh untuk membawa korban apabila terjadi kecelakaan.

2. Merencanakan time schedule dan waktu perjalanan
Setelah mempelajari lokasi tujuan, langkah selanjutnya adalah memperkirakan waktu perjalanan. Rincian waktu yang dibuat mulai dari berangkat, lama di perjalanan, hingga kembali. Hal ini sangat berpengaruh terhadap jumlah logistik maupun perlengkapan yang akan dibawa. Hal lain yang harus diperhatikan adalah musim pada saat pelaksanaan perjalanan.

3. Mempersiapkan fisik dan mental
Dibutuhkan stamina yang fit dan kondisi badan yang baik dalam mendaki gunung. Ada baiknya berolahraga secara rutin dan teratur  beberapa minggu sebelum hari pendakian, jangan lupa juga untuk menyeimbangkan waktu istirahat. Kondisi mental juga sangat berpengaruh dan mutlak diperlukan. Jangan anggap enteng perjalanan, perbuatan nekad sering terjadi karena ketegangan, merasa kuat, sok, dan panik. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah proses aklimatisasi (penyesuaian suhu tubuh terhadap lingkungan), karena seringkali sebuah perjalanan di alam terbuka akan berhadapan dengan suhu lingkungan yang ekstrim.

4. Memanajemen logistik yang akan dibawa
Fungsi dari managemen logistik adalah mengefektifkan perbekalan selama perjalanan sehingga tidak menambah berat beban bawaan, namun mencukupi kebutuhan gizi dalam tubuh. Beberapa syarat makanan yang perlu diperhatikan adalah mengandung kalori dan mempunyai komposisi gizi yang cukup, tahan lama, siap pakai, tidak perlu dimasak terlalu lama, irit air dan bahan bakar. Jangan membawa dan mengonsumsi minuman beralkohol karena meskipun hangat namun dapat memicu pecahnya kapiler darah karena terlalu cepatnya kapiler darah memuai dalam tubuh.

Kalori yang dibutuhkan juga sebaiknya diperhatikan. Jumlah kalori setiap orangnya bervariasi tergantung jenis kelamin, lamanya perjalanan, aktivitas apa saja yang akan dilakukan (pendakian konvensional atau pembukaan jalur), serta keadaan medan yang akan dihadapi. Secara umum kebutuhan kalori dalam mendaki gunung adalah 3.000 kilo kalori untuk laki-laki dan 2.600 kilo kalori untuk perempuan. Untuk pemenuhan kalori tersebut, dibutuhkan bahan makanan dengan komposisi Karbohidrat 60-70%, lemak 20-25%, dan protein sebanyak 10-15% dari total kebutuhan energi.

Total air yang dibawa, tergantung pada lamanya perjalanan dan lokasi yang dituju. Apabila di suatu daerah terdapat mata air  maka bisa mengisi ulang tempat air yang kita bawa. Ini akan mempermudah pergerakan dan menjadikan beban yang kita bawa lebih ringan. Namun jika di sepanjang perjalanan hampir tidak ditemukan mata air, maka air dibawa seluruhnya dari start perjalanan kita atau dari sumber mata air terakhir yang ditemukan. Kebutuhan air dalam pendakian setiap harinya adalah air selama perjalanan 800 mililiter, air minum setelah makan 200 mililiter, air untuk memasak nasi 200 mililiter, air untuk memasak sayur (jika ada) 200 mililiter, air untuk kebutuhan camp 600 mililiter, dan air untuk back up sebanyak 800 mililiter.

Selain menghitung kebutuhan bahan makanan dan air selama perjalanan, yang tidak kalah pentingnya adalah perhitungan kebutuhan bahan bakar yang akan dibawa dan dipergunakan nantinya. Bahan bakar bisa berupa gas dan spiritus cair maupun gel. Perhitungan kebutuhan bahan bakar bervariasi tergantung berapa kali digunakan dan jenis bahan bakarnya.

5. Mempersiapkan Perlengkapan
Keberhasilan suatu perjalanan di alam bebas ditentukan juga oleh perbekalan dan perlengkapan yang tepat. Peralatan yang umum dibawa para pendaki biasanya dibagi menjadi perlengkapan dalam perjalanan, pakaian hangat, perlengkapan tidur, perlengkapan memasak, alat komunikasi, alat dokumentasi dan standar kebutuhan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

Perlengkapan dalam perjalanan

Pakaian hangat

Peralatan tidur

Perlengkapan masak

Alat komunikasi dan alat dokumentasi.

6. Menyediakan segala kebutuhan administrasi
Setiap daerah mempunyai peraturan perijinan yang berbeda. Izin ini tergantung juga pada sifat kegiatan yang akan dilakukan, apakah untuk penelitian, wisata, pembuatan film, atau petualangan. Surat-menyurat yang diperlukan dalam perjalanan kegiatan alam bebas antara lain surat pengantar dari lembaga terkait, surat ijin kegiatan (Kepolisian atau bakesbang), surat ijin masuk kawasan (SIMAKSI), Kartu Tanda Penduduk dan surat keterangan sehat dari dokter.

PELAKSANAAN
Pada saat melakukan pendakian hendaknya memperhatikan beberapa aspek penting berikut:

- Melapor pada pos pendakian
Sebelum pendakian dilakukan, melapor dan memperoleh izin dari pihak-pihak terkait terutama di pos pendakian adalah hal yang wajib hukumnya. Di pos pendakian, isilah buku tamu dengan mencantumkan lama pendakian, alamat lengkap dan nomor telepon keluarga atau teman yang dapat dihubungi bila terjadi musibah di gunung. Setelah kembali (turun) dari mendaki gunung jangan lupa untuk melapor kembali ke Pos Pendakian.

- Jangan melakukan pendakian seorang diri.
Lakukan pendakian dalam group dan jangan pernah terpisah. Ketika mendaki secara berkelompok, kemampuan baik fisik dan emosional tiap orang akan berbeda-beda. Ada yang fisik dan staminanya luar biasa dan ada juga sebaliknya. Ada yang ketenangan dan kematangannya mungkin lebih baik dalam menghadapi tekanan dibanding yang lain. Jaga kebersamaan saat mendaki. Usahakan menunggu jika ada tim yang tercecer di belakang. Kasus hilang di gunung sebagian besar karena tersesat dan memisahkan diri dari rombongan.

- Hindari mendaki pada malam hari
Selain berbahaya untuk pergerakan, kebanyakan hewan buas juga aktif pada malam hari (nocturnal). Salah satu cara agar terhindar dari ancaman hewan buas adalah mendaki pada pagi atau siang hari. Hentikan segala aktivitas pendakian pada malam hari untuk meminimalisir resiko bertemu hewan buas.

- Ikuti jalur yang sudah ada.
Jalur pendakian di setiap gunung yang umum didaki biasanya jelas dan terlihat. Tetap ikuti jalur dan jangan pernah memilih jalan lain. Jika melewati percabangan yang membingungkan dan tidak yakin dengan jalur mana yang mesti diambil, pasanglah tali berwarna sebagai penanda. Jika ternyata jalur yang dipilih salah maka dapat kembali ke persimpangan awal, namun jangan lupa untuk mencabut kembali penanda yang telah dipasang.

- Jangan memaksakan diri.
Tidak ada yang salah jika merasa lelah. Mendaki gunung bukanlah ajang untuk kuat-kuatan, fisik seseorang memang beragam. Beristirahatlah jika memang diperlukan. jika sedang dalam perjalanan, minta ketua rombongan untuk berhenti. Sekali lagi, jangan terpisah dan membiarkan yang lain melanjutkan perjalanan sedangkan kamu sedang istirahat.

- Jangan merusak
Selama pendakian hindari perbuatan-perbuatan yang dapat merusak keindahan dan keseimbangan alam seperti menebang tumbuhan sembarangan, melakukan aksi coret-coret (vandalisme), menangkap hewan, memetik bunga (seperti edelweiss), maupun membuang sampah non-organik terutama sampah plastik yang dihasilkan selama pendakian. Sampah hendaknya dikumpulkan dalam kantong plastik, dibawa turun dan dibuang di tempat sampah yang terdapat di pos pendakian.

PASCA PELAKSANAAN

Jangan meremehkan evaluasi, selalu lakukan evaluasi kegiatan setiap harinya ketika mendaki maupun setelah kegiatan selesai. Hal ini penting untuk mengetahui kesalahan yang dilakukan agar tak lagi terulang ketika akan melakukan perjalanan selanjutnya.
 

Sekian beberapa persiapan dasar yang harus diperhatikan dalam melakukan pendakian. Ingat, PERSIAPAN DASAR, masih ada beberapa pengetahuan lain yang harus dipelajari, diantaranya packing, mengenal karakteristik dan kontur gunung, ilmu mountaineering, navigasi, pertolongan pertama, SAR dan evakuasi, jenis-jenis penyakit gunung, dan beberapa cara survival.

Jangan mau mati di gunung.

Jangan ada lagi korban yang terenggut, jangan ada lagi nyawa yang melayang.
Terakhir, It is not the mountain we conquer, but ourselves. Bukan gunung yang kita taklukkan, tapi diri kita sendiri.

Jumat, 24 Januari 2014

6 Sayuran Ini, Redakan Flu dengan Instan


Cuaca tak menentu belakangan ini, mampu menurukan kekebalan tubuh. Penyakit yang lalu menyerang biasanya flu. Meski sering dianggap ringan, flu tetap saja mengganggu aktivitas.

Untuk mengatasi flu, obat kimia bukan satu-satunya solusi. Anda bisa mengandalkan beberapa sayuran yang bekerja menyembuhkan flu seperti sayuran yang mengandung mineral dan protein tinggi. Sayuran tidak hanya memberikan nutrisi untuk tubuh, tapi juga meningkatkan kekebalan secara menyeluruh. Berikut beberapa sayuran pereda flu, seperti dikutip laman Boldsky.

Selada

Semangkuk selada segar dicampur dengan kecambah adalah kombinasi tepat untuk meredakan flu, dengan meningkatkan imun tubuh.

Kangkung

Kangkung merupakan sumber vitamin A, C dan K yang baik. Sayuran ini memiliki jumlah kalsium tinggi yang mampu melawan infeksi.

Brokoli

Brokoli mungkin tidak terlalu disukai karena rasanya yang sedikit pahit, tapi sayuran ini memiliki semua sifat-sifat penyembuh flu dalam waktu singkat. Kandungan di dalamnya: vitamin C, A, kalium, dan folat.

Bayam

Selain mengandung vitamin A dan C, bayam juga kaya akan folat, sehingga menjadi salah satu sayuran terbaik untuk mengobati flu. Jika Anda menderita flu berat, pastikan menambahkan bayam dalam pola makan harian hingga sembuh.

Sawi Hijau

Sawi hijau sangat mirip dengan kangkung. Memakan satu porsi sawi hijau akan dapat mengurangi dan menyembuhkan flu Anda.

Daun dandelion

Sayuran yang kerap dianggap gulma ini berguna untuk mengatasi pilek. Manfaat kesehatan lain dari daun dandelion adalah meningkatkan kekebalan tubuh.

Musim Hujan, Tingkatkan Imun Tubuh dengan Makan Buah Ini

Meski kerap dianggap sepele, nyatanya serangan flu mampu melumpuhkan aktivitas. Biasanya flu datang saat musim hujan seperti ini, bersamaan dengan batuk, juga demam. Penyakit-penyakit langganan ini menyerang karena imun tubuh tak cukup mampu melawan perubahan cuaca ekstrem.

Sebagai antisipasi, kecukupan vitamin sangat dibutuhkan untuk mendukung kekebalan tubuh. Vitamin A misalnya, fungsinya sebagai penangkal virus dan kuman. Atau vitamin B6 dan B12 untuk peningkatan daya tahan tubuh.

Selain itu vitamin C yang juga berfungsi sama, yakni meningkatkan imun dengan mematikan virus berbahaya. Vitamin C ini tersedia tidak hanya pada jeruk.

Berikut beberapa buah yang dipercaya memiliki khasiat sama dengan jeruk, seperti dilansir The Times of India:

Pepaya


Buah ini tak hanya akan memenuhi asupan vitamin C tapi juga vitamin A, kalium dan serat. Satu gelas jus pepaya dapat diminum untuk mengawali aktivitas.


Stroberi

Keluarga berri ini disebut sebagai buah super yang memiliki banyak manfaat kesehatan. Stroberi dikenal sebagai buah yang memiliki serat sangat baik dan kaya vitamin C



Jambu Biji

Dikutip Shine, buah ini memiliki kandungan vitamin C lebih tinggi dari jeruk. Satu setengah cangkir buah ini mengandung 188 mg vitamin C dan 56 kalori. Mengonsumsi jambu biji dalam keadaan segar memang menyehatkan, namun ada cara lain yang lebih baik untuk menyantap buah ini. Sajikan setup jambu biji ditambah dengan kayu manis. Dijamin akan menjadikan rasa buah ini lebih istimewa.


Paprika merah


Layaknya jeruk, paprika merah juga berkhasiat untuk meningkatkan kekebalan tubuh. Sayuran ini menawarkan dosis gizi lebih tinggi vitamin C dibandingkan jeruk. Satu setengah cangkir paprika merah mengandung 142 mg vitamin C (lebih dari satu jeruk sedang) dan 20 kalori. Jika Anda termasuk vegetarian, setengah cangkir mengandung 116 mg vitamin C.
Paprika bisa diaplikasikan ke dalam jenis masakan apapun, bisa dicampur dengan salad, tumisan dan masakan panggang lainnya.

Kiwi


Buah asal Selandia Baru ini kaya akan vitamin C. Kiwi mengandung 70 mg gizi dan 46 kalori. Buah ini biasanya dimakan mentah, tapi Anda juga bisa mengolah buah ini sebagai makanan penutup, atau bisa juga ditambahkan dalam menu salad dan campuran aroma untuk yogurt segar di cangkir Anda

Tangkal Flu dengan Minuman Hangat Khas Afrika Barat


Di musim hujan, flu dan demam adalah dua penyakit yang sering menyerang. Udara yang dingin biasanya membuat mereka yang memiliki sistem imun atau kekebalan tubuh buruk terserang dua penyakit tadi. Salah satu tanaman herbal yang dapat membantu menangkal dan mengobati flu dan deman adalah jahe.

Pada dasarnya, jenis rempah ini memiliki kemampuan meningkatkan imunitas dan mengatasi berbagai keluhan seperti sakit kepala, diabetes, kelelahan, masalah pencernaan, dan keracunan makanan.

Untuk itu, mengapa tidak membuat minuman hangat menggunakan jahe? Terdapat banyak resep yang bisa Anda gunakan. Anda juga dapat menambahkan bahan-bahan lain yang tak hanya memberikan rasa yang lezat, namun juga tak kalah bermanfaat bagi kesehatan seperti jeruk nipis, madu dan merica.

Berikut ini resep minuman jahe Afrika Barat dilansir dari SBS yang bisa menjadi resep baru minuman penangkal flu keluarga Anda:

Bahan:

3 buah jahe

6 buah jeruk nipis

2-3 cangkir air

1 sendok makan merica bubuk

1 sendok makan gula pasir

Langkah pembuatan

1. Tanpa dikupas kulitnya, potong-potong jahe dan jeruk nipis yang telah dicuci bersih menjadi potongan kecil.

2. Masukkan potongan jahe dan jeruk nipis kedalam blender. Tambahkan air hingga mendapatkan konsistensi yang diinginkan.

3. Saring campuran dan tuangkan air ke dalam wadah.

4. Cuci bersih blender dan masukkan merica bubuk dan gula. Masukkan campuran jahe, jeruk nipis dan air yang telah disaring kedalam blender. Campur hingga halus.

5. Saring kembali campuran tadi kemudian masukkan kedalam panci.

6. Panaskan panci diatas api sedang hingga campuran tadi mendidih.

7. Sajikan saat hangat.

Infused Water make from fresh fruits




Rabu, 22 Januari 2014

Cara Sterilkan Perabotan Makan Saat Banjir


Banjir yang melanda kawasan padat penduduk tak hanya berimbas pada kerusakan bangunan dan perabotan rumah tangga. Berbagai penyakit pun siap mengintai, terutama bagi mereka tidak memiliki daya tahan tubuh cukup. Biasanya, ini karena kontaminasi air kotor pada makanan yang dikonsumsi.

Warga dihimbau melakukan filter pada makanan, juga wadah yang masih pantas disimpan, atau harus dibuang. Yang paling penting, jangan mengonsumsi makanan yang terkena kontak langsung dengan banjir. Walaupun terbungkus plastik atau kardus.

Berikut beberapa cara menghindari kontaminasi bakteri pada makanan yang dapat diterapkan saat banjir.

Seleksi wadah

Buang wadah makanan dan minuman seperti peralatan makan plastik, kontainer, botol soda atau toples jika itu semua terkena kontak langsung dengan banjir. Wadah-wadah ini tidak dapat didesinfeksi. Barang lain yang harus dibuang diantaranya piring kayu, botol minum bayi maupun dot.

Bersihkan kaleng

Ada yang masih bisa diselamatkan jika alat makan bersentuhan dengan air banjir, yakni produk makanan kaleng yang masih disegel. Bersihkan label makanan yang melekat, bilas dan sterilkan dengan satu sendok makan pemutih klorin yang dilarutkan dalam air. Jika sudah bersih, tulis kembali tanggal kadaluarsa makanan pada kaleng.

Sterilkan air

Jika terpaksa menggunakan air dari lingkungan, rebus air terlebih dahulu untuk membunuh sebagian organisme penyebab penyakit. Jika air keruh, saring dengan kain bersih kemudian rebus, biarkan dingin, dan simpanlah ke dalam wadah yang bersih.

Bersihkan peralatan makan

Peralatan makan seperti sendok, garpu maupun pisau juga harus disterilkan. Saat membersihkannya, gunakan sarung tangan untuk menghindari iritasi kulit. Saat membersihkan panci logam atau piring keramik, gunakan sabun dan air panas, kemudian rebus  alat-alat tersebut selama 15 menit