Rabu, 25 September 2013

Luka, Patah Tulang dan Hipotermia - PPGD

 Gangguan Lain

1. Luka (Vulnus)
Luka merupakan suatu keadaan terputusnya konuitas jaringan secara tiba-tiba karena suatu kekerasan atau trauma.

PEMBIDAIAN
Tujuan Pembidaian :
Ø Mencegah pergerakan-pergerakan/ pergeseran dari ujung tulang yang patah
Ø Memberikan istirahat bagi anggota badan yang cidera
Ø Mengurangi rasa sakit
Ø Mempercepat penyembuhan

Prinsip pembidaian :
Ø Melakukan pembidaian pada tempat dimana anggota badan mendapat cidera
Ø Lakukan juga pembidaian pada persangkan patah tulang, jadi tak perlu dipastikan dulu
Ø Persendian diatas atau dibawah tempat atah tulang harus dibidai agar tidak bergerak

Persyaratan Pembidaian
Ø Bidai harus meliputi dua atau lebih persendian dari tulang yang patah sebelum dipasang. Diukur lebih dulu pada anggota badan yang Sehat
Ø Ikatan tidak oleh terlalu longgar ataun pun terlalu kencang
þ bidai harus terbuat dari bahan yang keras,kaku dan lurus
þ bidai harus diberi alas
þ ikatannya cukup jumlahnya, dimulai dari atas dan bawah perut

Banyak benda yang dapat dipergunakan untuk bidai ( darurat) apabila bidai yang sudah jadi tidak tersedia antara lain :
1. Anggota badan sendiri ( sangat darurat)
2. Papan bilah bamboo, dahan kayu
3. Karton atau majalah yang agak tebal
4. Bantal, guling atau selimut ( mengurangi rasa sakit)
5. “air splint’ ( bantalan udara )
6. “ Vacuum matras”

PATAH TULANG DAN RETAK TULANG

Patah tulang (fractuura) menurut keadaan patahnya, dibagi menjadi :
1. Patah tulang terbuka;
Apabila patah tulangnya sampai menembus kulit sehingga terjadi pendarahan.
2. Patah tulang tertutup;
Apabila patah tulangnya tidak sampai menembus kulit, tetapi terjadi pembengkakan\memar.
a) Retak tulang (Fisura) disebut juga Greenstick.
b) Patah tulang tertutup (simple), dan
c) Patah tulang terbuka (compound).
Pertolongan pertama bagi orang yang mengalami patah tulang adalah untuk mengusahakan si korban tidak mengalami kecacatan baik jasmani maupun rohani. Serta mengurangi kemungkinan terjadinya gangguan umum.

GEJALA PATAH TULANG
1. Anggota badan yang patah tidak dapat digerakkan
2. Bentuk tubuh\anggota yang patah mengalami perubahan (timbul pembengkakan).
3. Membengkak dan warna kulit kebiru-biruan.
4. Berderak-derik
5. Demam dan rasa nyeri yang hebat.
Pertolongan pertama yang dapat dikerjakan:
1. Hentikan pendarahan dengan pembalut\penasat.
2. Tutuplah luka dengan pembalut steril.
3. Kerjakanlah pembidaian yang memenuhi syarat. Lalu anggota badan yang patah ditinggikan. Segeralah bawa Kerumah Sakit atau ahli penanganan\perawatan tulang patah.

LUKA
Jenis-jenis luka berdasarkan sebabnya,terdiri dari :
1. Luka iris,
2. Luka gigitan binatang,
3. Luka gores\parut,
4. Luka bakar,
5. Luka tusuk,
6. Luka akibat zat kimia, atau penyakit, dsb.
Jenis-jenis luka berdasarkan tempat luka itu, adalah :
1. Luka dalam (jika luka terjadi di dalam tubuh), terdapat darah yang menetes atau mengalir keluar.
2. Luka luar (pendarahan di dalam tubuh, memar)
Luka adalah peristiwa dimana jaringan tubuh ada yang terputus, tersobek, rusak oleh sesuatu sebab, missal karena kecelakaan, tertusuk, tertembak, terpukul, jatuh, dsb. Sebagai akibatnya menimbulkan pendarahan, patah tulang, inpeksi, dan lainnya.

Penanganan Luka
Cara-cara umum pertolongan terhadap luka, yaitu :
1. Hentikan terjadinya pendarahan.
2. Siram\usap dengan obat merah (mercurochrome) atau yodium tinctuur (antiseptic lain).
3. Berilah Sulfatilamide powder (jangan terkena air).
4. Tutuplah dengan kain kasa steril\kain yang bersih.
5. Jangan sekali-kali melekatkan kapas tanpa obat\salep.
Keterangan (catatan tambahan) :
1. Obat merah (yodium) dapat digunakan untuk mematikan hama\kuman.
2. Yodium harus disimpan dalam keadaan tertutup (berbahaya kalau menguap maka yang tertinggal adalah yodium kental atau yang konsentrasinya besar.

LUKA BAKAR
Yang disebut luka bakar, adalah kerusakan jaringan tubuh yang disebabkan oleh panas yang suhunya di atas 60 derajat celcius.
Luka bakar, dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan atau disebut juga stadium :
1. Luka bakar tingkat I ;
Kulit kemerahan, terbakar hanya kulit luar oleh panas sekitar 60 derajat celcius.
2. Luka bakar tingkat II ;
Kulit melepuh, bengkak, merah dan perih, luka pada kulit ari/jaringan, panas sekitar 100 derajat celcius.
3. Luka bakar tingkat III;
Kulit hangus, pembakaran sampai ke bagian dalam tubuh, terjadi banyak kerusakan.
Penyebab luka bakar, antara lain :
1. Api (bara yang menyala)
2. Cairan gas (benda yang menyala).
3. Bahan kimia.
4. Sinar matahari.
5. Listrik, dsb.
Cara-cara pertolongan :
1. Hilangkan penyebabnya terlebih dahulu. Misalkan, memadamkan api dengan cara menggulingkan badan si korban, dengan kain basah/pasir.
2. Cegahlah gugat dari kemungkinan infeksi.
3. Tutuplah luka dengan kain steril.
4. Pembalut agak longgar (pada luka bakar tingkat III, tidak perlu dibalut).
5. Berilah minum sebanyak-banyaknya dengan air gula hangat (mengembalikan cairan yang hilang).
6. Tutuplah si korban dengan selimut, agar tidak kedinginan dan mencegah gangguan serangga.
7. Cepat bawa ke ahlinya/dokter.

LUKA GIGITAN
Gejala-gejala luka gigitan (biasanya gigitan), yaitu :
1. Pada tempat terjadinya gigitan, timbul bengkak dan kulit membiru.
2. Terasa sakit,panas dan terasa kaku.
3. Penderita gelisah dan berkeringat.
4. Timbul pendarahan.
5. Pada luka gigitan ular, ada bekas berupa titik-titik (bekas taring) harus diperhatikan letak gigitannya.
Pertolongan :
1. Antara luka gigitan dengan jantung harus dipasang bebat putar (penasat/tornikuet).
2. Pada luka hewan biasa (bukan ular/binatang berbisa) luka dibersihkan yodium/air yang mengalir.
3. Pada luka gigitan binatang berbisa, jangan banyak diganggu, dan jangan dihisap sembarangan, korban juga jangan banyak bergerak karena dapat mempercepat nadi, sehingga bisa (racun) dapat semakin cepat menyebar, dan segeralah bawa ke dokter atau ahlinya
4. Pada gigitan anjing, cepat berangkat ke dokter, rumah sakit untuk di vaksin/suntik, dan anjing yang menggigit harus ditangkap (dikarantina) untuk mengetahui apakah anjing itu mengidap rabies atau tidak.

2. HIPOTERMIA (SUHU RENDAH)
Biasanya terjadi pada keadaan basah dan berangin, ditandai dengan rasa dingin dan lemah. Di Indonesia hal ini terjadi terutama di musim penghujan/musim peralihan. Karena pada kondisi basah dan berangin tubuh kehilangan hampir 90% kemampuan insulin (kemampuan untuk menahan panas tubuh)
Gejala-gejala yang timbul :
Suhu (o)
Tanda-tanda
37
Suhu Normal
36- 35
ü Mengigil sampai bulu roma berdiri tapi masih terkendali
ü Gerak langkah mulai lamban
ü Koordinasi tubuh mulai terganggu
35
ü Mengiggil tidak terkendali
35-33
ü Pengambilan keputusan dan koordinasi tubuh mulai kabur
ü Langkah kaki mulai tersandung
32-29
ü Mengigil berhenti
ü Kebingungan meningkat, merancau, ingatan hilang, gerak tersentak-sentak
29-28
ü Otot menjadi kaku, biji mata membesar
ü Denyut nadi melemah
ü Tarikan naafas melemah
ü Tingkah laku kacau dan menuju tidak sadar
27
ü Pingsan, biji mata tidak lagi menjawab gerakan cahaya
ü Kehilangan gerakan spontan,tampak mati
26-…
ü Koma
ü Suhu tubuh turun cepat sekali
20
ü Denyut jantung berhenti
ü Semoga Cepat Sampai Disurga (Amin)
Hehehe. . .


Pertolongan
Ø Jangan penderita tertidur, karena itu dapat membuatnya kehilangan sadaran sehingga tidak apu menghangatkan tubuhnya sendiri
Ø Biarkan tubuhnya menggigil karena menggigil adalah usaha tubuh untuk mempertahannkan suhu tubuh
Ø Berikan minuman hangat dan manis kepada penderita
Ø Gantilah pakaian yang basah dengan kering
Ø Usahakan mencari tempat yang aman dari hembusan angin, misalnya dengan mendirikan tenda
Ø Jangan baringkan penderita ditanah, usahakan agar kantong tidur itu dihangatkan dulu.dengan cara orang sehat masuk terlebih dulu untuk menghangatkan kantong tidur
Ø Masukkan botol penuh air hangat (bukan panas) kedalam kantong tidur untuk membantu memanaskan kantong tidur
Ø Kalau memungkinkan orang yang sehat dapat masuk kekantong tidur untuk tidur bersama penderita
Ø Kalau bisa buatkan api dikedua sisi penderita
Ø Segera setelah penderita sadar berikan makanan yang manis-manis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar