Kamis, 30 Mei 2013

Ciremai Bagian 1

" Kenangan itu tak akan pernah pudar dari ingatanku ... "
Sejalan dengan waktu yang terus berputar, detik demi detik telah berlalu dan semua berjalan dengan garis yang telah Tuhan tentukan untuk kita semua. Kisah manis dalam perjalanan selalu dibarengin dengan kisah yang pahit karena mereka seperti kepingan mata uang logam yang selalu berdekatan.

" Tak kuduga, mimpiku tlah terwujud. Kau disini tuk lindungi, jawaban atas cemas hati ... "
Pertemuan denganmu itu seperti sebuah mimpi yang tak terduga. Mungkin ini adalah jalan Tuhan yang diberikan untukku melalui orang itu hingga disebuah keputus asaan engkau masih bisa membakar gairah hidup untuk tak menyerah dalam perjuangan menuju punjak nan gemilang cahaya keberhasilah walau tak mencapai puncak tertinggi namun kekautan itu hadir kedalam putus asaku yang pertama ...

" Dewasa ucapanmu. Walau hijau masamu. Acuhkan perbedaan, tatap diriku ... "
Perjalanan pelepasan menuju pos pertama dimulai, dengan perjalanan diantara terik matahari dan jalan beraspal yang menyengat. Canda tawa masih terasa penuh bagian hingga mendekati pos dengan jalan yang mulai menanjak sedikit curam namun panjang. Terik surya siang itu sangat panas, letih dengan beban carrier yang lumayan tapi berhenti sebentar melepas haus dengan air yang sangat terbatas. Hingga pos pertama darah sudah mendidih. Mata berkunang dan tubuh melemas, tenaga terkuras Terjerembab aku diantara rumput untuk mendinginkan tubuh ini. Perut yang keroncongan, sang surya yang mulai meninggi dan suhu tubuh yang memuncak memaksaku untuk istirahat. Hingga aku makan untuk menambah tenaga. Keputus asaanku lenyap ketika carrier bertukar dengan daypack dan dia menyemangatiku untuk mencapai puncak tertinggi walau kenyataan tak sampai 3078mdpl tubuh telah dehidrasi.

Perjalanan  terus berlanjut dengan tergopoh-gopoh dan semangat yang membara, udara hutan telah terasa, sejuk menggantikan panas yang menyengat dan suhu darah ikut turun. Menambah gairah untuk segera sampai ke pos camp yang telah ditentukan. Suhu udara berangsur-angsur berubah tubuh mulai nyaman menikmatinya. Dalam perjalanan canda dan tawa beriringan, riang hatipun tak terbawa pergi. Riang itu hadir bersamaan dengan turunnya suhu udara. Waktu terus bergulir dan sang surya mulai kembali keperaduannya.

Senja bergulir, sinar purnama begitu cerahnya menggantikan sang surya,tinggal selangkah lagi menuju pos. Putus asa kembali hadir dan ketika mencium bau bebkaran berarti semua telah mendekat, tinggal beberapa langkah. Mencari lokasi untuk mendirikan dome. Untuk menikmati istirahat sebelum tengah malam melanjutkan perjalanan kembali. Namun canda tawa itu terus bergulir, hingga tak dapat menikmati istirahat. Ketika mata hampir terpejam seseorang membangunkan untuk melanjutkan perjalanan ke arah puncak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar