Jumat, 01 Juni 2012

Negeri Dongeng Yang Tak Pernah Ada

Hidup itu dinamis, selalu ada perubahan dan berubah setiap waktu juga kesempatan.  Begitu juga dengan pikiran kita mudah sekali berbalik, dari komitmen-komitmen yang dibuat sendiri. Begitu juga aku yang sering kali dihadapkan dengan pilihan tersebut, seakan aku ingin laru jauh-jauh dari pemikiran yang telah aku buat dan aku sepakati sendiri atau lebih tepatnya, berkomitmen sendiri.

Namun aku tak mau terlena dengan pemikiran-pemikiran prinsipil seperti itu. Dengan segenap kekuatan yang ada aku meneruskan langkah yang sudah ku lalui, hingga aku teringat akan suatu tempat yang tak pernah ada dan tak pernah terjadi, namun kita bisa ambil makna yang ada. tempat tersebut adalah Negeri Dongeng.

Dongeng itu tergolong sederhana dan menggunakan analogi yang ringan sehingga mudah sekali kita cerna dan kita maknai. Begini kira-kira cerita dinegeri dongen tersebut.

Seorang ayah dengan disaksikan anaknya  melakukan hal yang aneh dan mungkin tak dapat dimengerti makna apa yang akan tersirat dari apa yang dilakukan oleh sang ayah.

Dengan santai ayah menjerang air hingga mencapai titik didih pada suhu 100 deratat Celcius, kemudian sang ayah memasukan buah wortel yang masih segar dan keras. Setelah beberapa saat wortel itu diangkat dan didinginkan dan wortel tersebut menjadi lunak.

Kemudian sang ayah memasukan sebutir telur kedalam panci tersebut. Setelah beberapa saat telur itu diangkat dan dikelupas kulit telur tersebut hingga menjadi keras.

Yang terakhir dilakukan sang ayah adalah memasukan bubuk kopi pahit dalam jerangan air tersebut. Setelah beberapa saat sang ayah  kembali menuang air yang telah bercampur bubuk kopi pahit itu kedalam gelas dan sang anak semakin bingung dan sang anakpun bertanya, " Ayah, apa arti semua itu ? "

Sesaat kemudian sang ayah menjawab dengan sabar, " Kira-kira kamu ada diposisi yang mana ? Kamu mau keadaan yang mana? "

Ingin menjadi wortel awal mulainya keras dan sulit untuk dipatahkan, setelah mengalami perembusan menjadikan lembek.
                  Makna yang terkandung adalah pada awal kita kuat tetapi saat dihadapkan dengan permasalahan kita menjadi lemah, lemas dan cepat putus asa.

Ingin menjadi telur yang mulanya mudah pecah dan setelah direbus menjadikan ia keras.
                 Makna yang terkandung didalamnya adalah  sebelum tahu apa-apa kita berbuat biasa saja dan ketika dihadapkan dengan permasalahan yang membuat hati kita tertutup dan hati mengeras tanpa bisa dikendalikan  menjadi keras serta brutal.

Atau ingin menjadi bubuk kopi yang semakin lama direbus malah akan semakin nikmat pada proses perebusan.
              Makna yang terkandung didalamnya adalah semakin banyak masalah yang dialami, maka kita akan bisa bertindak memecahkan masalah dan mengendalikan diri dengan berpikir jernih tanpa mengurangi kualitas yang ada.

Demikian sekelumit dongeng yang ada diatas. yang saya kira bisa memacu diriku untuk bisa bertindak lebih baik lagi untuk selalu bertindak menjadi orang yang  kuat seperti bubuk kopi  yang semakin tertekan menjadikan semakin bisa menghadapi masalah yang ada. Demikian pula dengan apa yang telah dipaparkan diatas, dimana keadaan dan kondisi serta proses yang sama telah dilewati namun hanya cara yang berbeda menghadapi masalah maka akan berbeda pula hasil yang diperoleh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar