Jumat, 21 Maret 2014

Cara Pemberian Injeksi (IM, ID, SC, IV, IA, IP)

Macam pemberian injeksi :
  1. Intramuscular (im)
  2. Intradermal (id)
  3. Subcutaneus (sc)
  4. Intravenous (iv)
  5. Intra-arterial (ia)
  6. Intraperitoneal (ip)

Persiapan alat :
  • Kapas alkohol
  • Disposable syringe yang sesuai (1 cc, 3 cc, 5 cc, 10 cc)
  • Sarung tangan karet disposable
A. Injeksi Intramuscular :
  • Adalah memasukkan sejumlah zat/cairan ke dalam otot dengan jarum suntik.
  • Cairan yang digunakan biasanya dalam jumlah kecil, antara 0,5-10 cc.
  • Obat yang sering diinjeksikan cara im : metoclopramide, codein, suntikan KB, macam2 vaksin.
  • Lokasi untuk penyuntikan im :
    • Daerah glutea : penderita dipersilahkan berbaring
    • Daerah deltoid : penderita boleh berdiri atau duduk
    • Daerah paha : penderita boleh berbaring atau duduk.
  • Prosedur im :
    • Bersihkan kulit tempat menyuntik dengan kapas alkohol
    • Pegang daerah kulit dan otot yang akan disuntik kemudian tusukkan jarum suntik dalam posisi 90⁰ atau tegak lurus, tindakannya harus tepat dan cepat
    • Setelah jarum sepenuhnya masuk, lepaskan pegangan tangan anda
    • Tarik perlahan pendorong syringe dan lakukan aspirasi untuk memeriksa apakah jarum syringe yang ditusukkan masuk ke pembuluh darah atau tidak. Jika tampak darah, jarum segera dicabut dan daerah bekas tusukan ditekan dengan kapas alkohol. Lalu lakukan injeksi di lokasi lain dengan menggunakan jarum baru.
B. Injeksi Intra Dermal :
  • Adalah memasukkan sejumlah zat/cairan ke lapisan di antara kulit dengan jarum suntik.
  • Cairan yang disuntikkan biasanya dalam jumlah yang sangat kecil 0,1-0,5 cc.
  • Obat yang sering diberikan dengan cara injeksi intradermal adalah kostrikosteroid dan tes mantoux.
  • Prosedur :
    • Bersihkan daerah penyuntikkan dengan kapas alkohol
    • Regangkan daerah kulit yang akan disuntik, lalu tusukkan ujung jarum suntik dalam posisi 10⁰ , posisi lubang jarum mengarah ke permukaan atas.
    • Lalu posisi jarum disejajarkan kulit sampai jarum menembus lapisan antara stratum corneum. Panjang jarum yang masuk tidak perlu seluruhnya ditusukkan tapi disesuaikan dengan kebutuhan.
    • Jika sudah yakin bahwa jarum sudah berada di antara lapisan kulit, larutan dalam syringe boleh diinjeksikan.
    • Jika posisi injeksi sudah benar, maka permukaan kulit akan tampak menggembung, seperti tanda fluktuasi.
    • Setelah semua larutan diinjeksikan, jarum dicabut perlahan-lahan dan kulit daerah bekas tusukan dihapus dengan menggunakan kapas alkohol.
C. Injeksi Subkutan (sc) :
  • Adalah memasukkan sejumlah zat/cairan ke bawah kulit dengan jarum suntik.
  • Cairan yang disuntikkan biasanya dalam jumlah kecil.
  • Lokasi penyuntikan :
    • di paha bawah bagian depan
    • di perut, bagian bawah umbilicus
  • Prosedur :
    • Bersihkan kulit tempat akan dilakukan penyuntikan dengan kapas alkohol
    • Pegang daerah kulit yanga kan disuntik, kemudian tusukkan ujung jarum suntik dalam posisi miring 45⁰
    • Jika jarum sudah masuk semuanya, lepaskan pegangan tangan anda
    • Jika yakin bahwa jarum sudah masuk di ruang subcutaneus, larutan dalam syringe boleh diinjeksikan
    • Setelah larutan semuanya sudah diinjeksikan, jarum dicabut perlahan-lahan dan kulit daerah bekas tusukam ditekan denganmenggunakan kapas alkohol.
D. Injeksi Intra Vena  (iv) :
  • Adalah memasukkan sejumlah zat/cairan ke dalam sistem peredaran darah melalui vena dengan jarum suntik.
  • Efek zat akan sangat cepat menyebar ke seluruh bagian tubuh penderita, karena langsung masuk ke pembuluh darah.
  • Risiko injeksi iv :
    • Infeksi : terutama oleh Staphylococcus aureus dan Candida albicans
    • Phlebitis : iritasi vena bukan karena infeksi bakterial
    • Infiltrasi : zat yang disuntikkan masuk ke jaringan sekitar.
    • Embolism : gumpalan darah, massa padat atau udara menyumbat pembuluh darah, terutama pada pemberian central iv. Udara sebanyak 30 ml dapat mengancam sirkulasi darah. Jika sekaligus banyak, maka dapat merusak sirkulasi pulmonal dan mengancam jiwa. Udara yang sangat besar (3-8 ml/kgBB) dapat menghentikan jantung.
  • Injeksi IV ada 2, yaitu : sentral dan perifer. IV perifer dibagi menjadi 2 lagi, yaitu IV kontinu (infus) dan IV intermitten.
  • Lokasi penyuntikan : (penderita boleh duduk atau berbaring)
    • v. mediana cubiti
    • v. basilica
    • v. antebrachial medianus
    • v. cephalica
  • Prosedur penyuntikan :
    • Palpasi daerah lengan atau fossa cubiti untuk menetukan lokasi dan memilih vena.
    • Pasang manset tourniquet sekeliking lengan atas.
    • Bersihkan kulit tempat menyuntik dengan kapas alkohol.
    • Lokasi penyuntikan ditahan dengan ibu jari penyuntik, kemudian mulai tusukkan jarum suntik syringe secara hati-hati.
    • Tusukkan jarum syringe secara miring sambil menyususr vena yang akan ditusuk.
    • Tarik perlahan pendorong syringe dan lakukan aspirasi untuk memeriksa apakah jarum syringe yang kita tusukkan sudah benar masuk ke pembuluh vena atau belum. Jika tampak darah, berarti jarum sudah menembus vena. Jika masih belum tampak darah, susuri sampai berhasil.
    • Jika sudah tampak darah, lepaskan tourniquet lalu injeksikan cairan dalam syringe dengan cara menekan pendorong syringe secara perlahan.
    • Setelah cairan dalam syringe sudah habis, cabut jarum perlahan kemudian kulit bekas tusukan tekan dengan hati-hati dengan kapas alkohol, kemudian boleh ditutup dengan plester.
  • Pemberian IV continue :
    • Dimaksudkan untuk memberikan cairan/zat dalam jumlah cukup banyak dan dalam waktu yang cukup panjang, langsung ke dalam sistem peredaran darah melalui vena.
    • Prinsipnya sama dengan IV intermitten, tapi ada beberapa perbedaan :
      • pasien harus berbaring
      • jarum khusus untuk pemberian infus atau transfusi berupa abbocath.


About these ads

Tidak ada komentar:

Posting Komentar