Jumat, 16 Oktober 2009

Untuk Orang Yang Ku Sayangi

Dalam kesunyian malam

Dalam gelap malam yang melindungi

Dalam kesendiriianku

Malam ini terasa berbeda dengan malam sebelumya

Tanpa ada bulan dan tanpa ada bintang

Tak ada suara hewan malam yang biasa menamanimku

Malam ini sunyi senyap

Kudus untuk berdoa . . .

Tapi ku berdiri sendiri ditengah hamparan pohon padi yang menghijau

Walau gelap malam telah menyamarkannya

Tapi aku masih ingat kejadian tadi pagi

Kini hawa dingin telah mulai menusuk tulangku

Jaket ini tak mampu menahannya

Rumput yang ku injah mulai membasah karena embun

Ku beralan menyusurinya untuk menuju rumah

Kini aku rindu akan sebuah ketenangan

Yang seperti dulu

Tapi sekarang setiap sepi hanya ada air mata yang mengalir

Mengalir melepas semua penat yang ada

Setiap ku memikirkannya aku teringat akan jani manisnya

Janji yang manis dari mulut manisnya

Tinggallah sebuah kenangan indah akan dirinya

Dirinya yang pernah memberikan sebuah makna

Tentang kehidupan yang salah ini

Ku telah mencoba untuk berbenah

Tapi . ..

Semua seperti angan yang sulit untuk dibenarkan . . .

Telah banyak janji yang diberikan

Hingga aku terlena . . .

Saat ini tanpa ada dia disisiku

Walau dahulu hanya sebatas . . .

Suara yang diberikan kepadaku . . .

Suara yang dapat membuat tidurku lelap

Hingga sang mentari kembali menghangatkan

Tapi semua itu dulu . . .

Ketika dia masih sayang kepadaku dan membutuhkanku

Sekarang . . .

Apa arti seorang aku . . .

Yang tak berguna baginya dan hanya menganggapku tak ada

Hatiku yang telah terluka dengan semua ini

Berkata lain . . .

Bahwa dia yang terbaik walau  aku tak dapat memilikinya

Bagiku fisiknya tak egitu berarti

Hanya satu yang ku ingat tentang dia

Sebuah janji yang tak akan pernah terhapus

Janji suci tentang kita . . .

Tentang sebuah cinta terlarang

Kini aku hanya dapat menunggumu

Dikesepianku hanya ada kamu seorang . . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar