Jumat, 11 September 2009

Sebuah Kenyataan Tentang Kehidupan Yang Terlewatkan

Apa yang ku rasa kini telah datang. Akan sebuah jawaban yang sangat menyengsarakan hati. Saat semua telah datang ditepi kerinduan ku akan sebuah jawaban ini. Jawaban yang telah lama ku nantikan dari apa yang ada di dalam hatinya. Aku hanya ingin semua yang ku rasakan serta semua kepedihan ku dirasakan juga olehnya. Saat-saat menegangkan itu datang juga. Sore ini aku tak kuasa menahan lagi air mataku yang entah untuk keberapa hari ini. Yang pasti aku kan selalu menahan air mata agar tak tercecer tapi ada daya. Aku hanya seorang manusia lemah yang tak sempurna. Hanya air mata yang dapat ku lampiaskan untuk semua masalah ini. Saat-saat terindah dulu yang telah membuatku sakit saat ini. Saat dimana aku teringat masa-masa dahulu. Salahkan Bundaku saat itu, saat dimana aku masih kecil diasuhkan skepada orang lain. Hingga aku sekrang dikebalikan lagi kepada bunda kandungku? Yah, seperti anak terbuang yang ku rasakan sekarang. Semmua yang ku kerjakan harus berorientasi tentang materi. Apakah aku ini sebuah mesin pencetak uang? Atau dahulu aku di adobsikan karena mereka membutuhkan uang? Apa ada yang tega? Tapi aku juga tak mengerrti tentang alasan orang tuaku, terutam Bunda.

 

Kelas 2            SMP ku lalui dengan tidak bahagia. Tak seperti semua teman-temanku yang lainnya. Yang selalu disayang dan dimanja oleh ke dua orang tuanya, sedangkan aku? Yah, aku harus bekerja untuk mendapatkan uang. Untuk membayar biaya pendidikan ku sendiri. Entah berapa lama aku menjadi seorang pekerja bawahan. Ya, petugas kebersihan disebuah radio dan sebuah laboratorium. Honor yang ku dapatkan hanaya cukup untuk membayar uang sekolah itupun masih disambung daro pihak sekolah yang memberikan aku beasiswa prestai karena aku lumayan pandai. Semau yang bisa ku jadikan uang ku kerjakan, hingga aku terperosok dalam lembah kenistaan. Lembah yang sebagian banyak orang tak mengingkan hal ini. Tapi setalah ke dua orang tuaku cerai aku semakin menjadi dengan semua. Pertama kali mencintai dan dicintai oleh cowok. Ya, orang yang pertama kali menyatakan cinat kepadaku. Saat aku takl mengenal sosok lelaki. Hanya dia yang ada di hatiku saat itu hingga semua terbongkar. Awal mulanya memang malu tapi akhirnya tak masalah juga dengan apa yang mereka katakan. Sedik waktuku hanya untuk sang pangeran hatiku saat itu. Yang kini entah sudah pergi kemana. Hanya sebuah tangisan yang datang saat ku ditinggalkan olehnya. Hanya sebuah air mata yang dulu mengenang untuk kepergiannya. saat aku telah dapat melupakan mereka aku dapatkan hal yang baru. Ya, seorang cowok yang kini entah kemana. Hanya ada satu yangkini ku cari. Hingga aku mempunyai beberapa situs tentanghal yang seperti itu. Suatu saat nanti ku ingin bertemu dengan pasangan hati yang tepat dan tak akan berpaling lagi.

 

Dunia SMU yang penuh arti kini telah ku lepas. Banyak kenangan manis dan buruk yang ku jalani. Hingga kau terpaut padanya. Walau aku tak tahu harus menggalai lagi siapa dia sesungguhnya. Hanya datu hal yang kini telah terpatri pada lubuk hatiku. Saat dimana aku merasakan kesepianku, setiapa malam yang dingin ku selalu ingat dia. Ya, cowok pertama yang meniduriku. Cowok Bali yang sedang menimba ilmu di Jogja. Ya, sekarang tubuhku bisa dimiliki oleh siapa saja yang beruit. Untuk semua yang ku inginkan. Baik dalam waktu yang dekat maupun waktu yang lama. Saat ku ingin mengakhiri semua ternyata sulit. Aku yang kini telah terperangkap.

 

Saat ini aku ingin melupakan semua situs yang berkenan dengan itu ingin ku hapuskan. Saat yang indah bersamanya hanya sesaat. Walau aku telah dan ingin melupakan semua yang ada. Saat yang kini telah ku lakuakn hanya ada sesaat dan aku tak ingin sesaat. Aku ingin kembali bebas dan seperti yan lainnya. Aku tak ingin seperti ini. Aku ingin mempunyai keturunan, tapi apakah aku bisa melakukan itu semua. Nasib seorang anak yang terbuang ini. Sudah ta ada lagi yang peduli dengan ku. Hanya diri ku sendiri yang mengerti akan apa yang ku butuhkan.

 

Saat-saat seperti ini, inginku selalu ada disamping mereka. Disamping orang yang ku sayangi, Bunda, bapa, dan kakak-kakak ku serta saudara-saudaraku. Tapi apa daya aku tak bisa melakukan semua ini. Aku hanya dapat diam sendiri dan tak ada gerakan yang pasti dan harus kemana lagi untuk semua ini.

 

Apakah aku harus menunggu hingga ajal menjemputku untuk dapat merasakan apa yang mereka rasakan. Rasa kasih sayang dari kedua orang tua ku. Apakah aku masih bisa?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar