Rabu, 08 September 2010

dalam kesendirian malam

Malam sepi tiada teman yang menemani

Lari kecil sang kucing-kucing kecil nan lucu

Dibawah terpaaan sang purnama

Kerlip-kerlip bintang laksana intan permai

Eongan kucing nan manja menghampiriku

Kesendirianku telah terusik

Duduk nyaman disampingku

Yang dipenuhi tanda tanya

Akan sebuah asa dan rasa

Yang tak tahu akan sampai kapan terjawab

Purnama yang masih menjadi perhatianku

Dan kerlip bintang yang menggodaku untuk berpaling

Namun ku nikmati semua secara b ersama

Tanpa ku ragu

Kembali ku diusik oleh kucing-kucing kecil itu

Lucu dan mengeong manja

Setia menemaniku dari tempatku duduk disini

Dihamparan permadani rumput nan sejuk

Jangkrik dan hewan malam lainnya telah berseru

Seakan menemani jiwa ku yang sepi

Tanpa sebuah pamrih

Membuatku tersentuh

Ku lihat sesuatu terjadi dihadapanku

Tarian sang lentera malam

Kunang-kunang yang selalu ku tunggu

Malam ini ku tak menempati tahtaku

Didahan pohon itu

Ku hanya bersandar dibawah

Semberani memainkan kedua tangaku

Mencoba mengusir gigitan sang penghisap darah

Namun pandangan mataku tak teralihkan

Masih menatap tarian indah sang kunang-kunang

Diamku dalam tanya

Eoangan kucing yang sedari tadi menemanili telah berganti

Manjanya telah menghilang

Tinggalku sendiri menatap purnama

Menikmati keharmonisasian orkestra

Riak danau yang sedari tadi tenang

Kini bergelombang

Sang ikan melompat bahagia

Menambah satu instrumen baru yang jarang ku dengarkan

Berpadu mengiringi tarian indah sang kunang-kunang

Yang kini ada disuatu panggung termegah

Yang pernah ku nikmati

Dalam kesendirianku disini

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar