Minggu, 07 Maret 2010

Kembali Ku Buka Lembaran Lama

Ku buka kembali lembaran-lembaran usang. Yang tak ingnku lupakan. Lembaran-lembaran peristiwa yang berlalu satu tahun yang lalu. Dimana ada peristiwa yang sangat mengejukan dan membuatku tertawa. Sebuah perjalan yang terkadang menjengkelkan karena aku sama sekali tak menegenal medan, ya perjalanan pertama ku ke luar kota yang tak tahu tujuannya. Jabodetabek dan Jawa Barat. Perjalan yang sangat menuntut kecermatanku untuk berpikir danmengatur peluang yang ada. Memang waktu yang dibutuhkan hnya 10 hari dengan berbagai cobaan yang ku hadapi. Semua adalah kesalah teknik yang ada. Kini setahun telah berlalu dan aku tak mungkin dapat melupakan semua peristiwa itu. Peristiwa yang menuntutku untuk menetap danmerenungi perjalanan pertamaku keluar kota tanpa bekal pengetahuan sama sekali.terlebih lagi aku tak tahu mana arah tujuanku . saat itu yang terbesit dalampikirku hanyalah sebuah asa yang telah ada untuk berpetualang. Satu persatu ku jalani dan semua terhanyutkan olehnya. Kini saat aku tak ingin kembali lagi untuk menyusuri semua yang ada, tapi kenyataan aku kembali menyusuri kejamnya ibu kota dan yang paling memuakan adalah aku menjadi kelinci percobaan. Sosok yang ternyata penipu itu telah membuatku tersadar akan semua jerih payahku. Aku tak akanmelupakan semua pengalam yang diberikannya dan hingga sekarang aku masih merasa membencinya walau aku telah mengikhlaskan semua. Aku hanya manusia biasa yang juga punya rasa sesal tapi tak ada gunanya aku menyela. Sudah terlambat karena aku telah terjerus. Dalam hubungan dan situasi yang seperti sekarang ini aku hanya dapat menahan rasa yang bergejolak untuk merasakan kenikmatan yang ingin ku rasakan kembali. Ya,kenikmatan saat aku menjadi seorang petualang, hehehehe. Terkahir akuber petualang di Bogor dan kisah-kisah ku berakhir disana. Selepas dari Bogor semua telah ku rasakan akhirnya. Cinta,persahabatan, dan kpercayanku telah dihapuskan oleh masalah cinta. Cinta segitiga yang berjalan antar aku dan teman sahabatku. Saat aku menjadisepertiini karena cinta, aku mulai merasakan cinta itu hanya menyakitan dan tak pernah lagi percaya akan cinta,tapi . . . hati kecilku tak dapat berkata lain. Saat aku ta ingin menjadikan hal ini tapi ia telah merusak semua citra yang telahku bentuk. Semua telah hancur tanpa ada kecuali. Hanya sebuah asa yang kini harus ku jalankan dengan sedikit rasa tanpa menyesal. Aku putuskan untuk kembali melacur dan menkmati apa yang telah ada. Tak ada salahnya bukan aku mencintai sesamaku?

Kini saat semua telah berlalu danaku semakin melupakan apa yang telah terjadi dalam perjalanan hidupku ini. Aku kembali terperanjat karena aku kembali dalamjalan yang dulu pernah ku lalu. Jalan pelacuran sesama. Jalan pelacuran yang akan ku tinggalkan. Namun kini aku harus kembali melacur lagi karena semua tuntutan hidup. Aku yang tak mempunyai rasa dan aku yang sudah tak percaya lagi akan cinta. Untuk apa aku mencinta tapi aku selalu ditinggalkan ketika aku percaya akan sebuah cinta. Aku yang masih kurang mengerti akan cinat. Kini aku hanya eorang pemuas nafsu. Seorang pelacur yang sangat murahan. Namun bukankah ini tak salahuntuk kujalani. Bukannya aku yang menjalan semua ini? Tapi kenapa aku selalu mendapat cacian? Bukankah ini hak aku? Akutakmengusik kalian, kenapa kalian mengusik ku?

Aku memenag hanya pelacur murahan yang dapat dibeli dengan uang, bahkan hanya selembaran puluhan ribupun aku mau. Aku yang terlanjur menikamti semua ini. Dengan perasaan yang takpasti. Namun kenyataan ini tak bisa ku singkirkan. Aku hanyalah orang biasa. Aku adalah lelaki yang biasa. Yang berbeda dengan yang lain. Aku adalah aku. Kini, aku semakin tak percaya akan cinta namun, ketika cinta itudatang aku jugatak dapat menolak. Ketika cinta datang bukan dalam hal pemuas nafsu akupun terlena. Ingin ku akhiri semua yang ku lakukan ini. Ingin ku tinggalkan pelacuran tapi entah kenapa aku merasa sulit. Walau sakit hati ini telah berlalu tapi m asih ada sedikit sisa-sisa sakit tersebut. Aku hanya dapat diam terperanjat. Saat-saat aku menyendiri, saa-saat aku tak ingin diganggu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar