Kamis, 19 Februari 2009

Amin Nurramli

4 tahun yang lalu tepatnya kisah ini aku mulai walau sebenarnya aku belum pernah dan tidak merasa tertarik dengan orang ini, tapi hati berkata lain dan tidak bisa di bohongi . . .

" . . . perasaan ini apa namanya, ku takut menyebut nama-namanya, bukan karena ku takut salah, tetapi ku takut benar adanya . . . "

semakin hari semakin dekat. perubahan dari perteman yang semakin akrab dan semakin tiada batas yang mulai membuat kebiasaan ku menjadi lain . . .

walau sebelumnya aku pernah mengalaminya dengan seorang cowok yang bernama Arya yang sanmpai sekarang dia masih perhatian sama aku tetapi . . .

aku sudah mulai tidak menyukainya walaupun aku tidak bisa membohongi hati ku yang paling dalam , karena dia adalah orang yang pertama kali membuat aku jatuh hati sama sesama . . .

aku sedih ketika tahu bahwa dia telah memiliki cewek baru tapi mengapa aku harus sedih sedangkan dia tidak memikirkan ku ? ? ?

pertanyaan demi pertanya mulai bertebaran melayang kesana-kemari tanpa ada ujung yang jelas hingga aku menemukan sesosol orang yang menurutku lebih baik daripada Arya yaitu Amin . . .

karena rasa persahabatan yang semakin dekat itu merubah semuanya . . .

aku sudah dapat melupakan Arya hingga kau bener-benar lupa . . .

kebahagian yang diberikan Amin melebihi apa yang di berikan Arya walau bukan dalam materi seperti Arya tapi itu yang utama . . .

materi bukan yang utama . . .

bagiku amin adalah segala sampai Amin mengetahui bahwa aku cinta sama dia. berlahan-lahan dia mulai menjauhi aku tapi aku tidak kecewa karena aku tahu, aku salah jika mencintanya . . .

rasa sayangkupun mulai sirna seiring dengan kepergiannya untuk pulang kampung ke Ciamis setelah pendidikannya selesai . . .

hingga suatu hari aku berhasil menjumpainya lagi di jogja . . .

ternyata dia di kampung halaman tidak betah karena telah merasa enak dengan suasana jogja . . .

pertemuan pertama aku hanya saling pandang tanpa membuat sebuah percakapan, hingga suatu hari aku dapat alamat rumahnya . . .

tanpa basa-basi aku datang kerumahnya, sampai dirumah Amin aku bingun untuk mulai mengajak bicara . . .

15 menit hanya saling pandang dan akhirnya sebuah kalimat terucap dari bibirnya. " apa kamu ? " tanya dia dengan nada datar dan tanpa ekspresi. " baik " jawabku sambil dia berlalu dari hadapanku.

semakin bingung aku dengan sikapnya dan akhirnya aku pamit untuk pulang . . .

sakit hati aku yang rasakan tapi kenapa harus seperti ini yang aku alami . . .

ingin ku lupakan semua tapi tidak akan bisa jika aku terus memaksakan kehendak untuk melupakan apa yang ingin ku lupakan, bukannya menurut psikologi itu tidak akan bisa ? ?

" . . . semakin kita berusaha untuk melupakan akan semakin kita ingat . . . "

itu yang sedang aku pelajari dalam kuliah ku . . .

walau sekarang aku sering bertemu dan meliat dia berangkat kerja dan sampai sekarang aku hanya diam dan bertegur sapa  seperti orang-orang yang lain hanya bertukar salam dan kabar . . .

" . . . you are save in my heart on and . . . "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar