Minggu, 22 Februari 2009

TUTUP

Apa arti kata tersebut buat kalian ?

Bagiku tutup bukan merupakan hal yang wajar apa lagi itu semua bersumber dari apa yang dulu pernah aku lakukan dan bersangkutan dengan yang namanya konter yang aku rintis.

Kesal dan kecewa itu sudah pasti tapi buat apa aku menyesali semua itu jika aku hanya akan mendapatkan rasa sakit dari seluruh pengorbananku tersebut ?

Akan selalu kusimpan rasa sakit yang telah mereka perbuat tapi akukan terus berusaha untuk membuat mereka bahagia, walau resikonya adalah aku sendiri harus sakit hati. Tapi mengapa aku memikirkan hal tersebut ? Karena itu sudah pasti dan lambat laun juga akan berganti dengan adanya kebenaran.

Mungkin sekarang mereka dapat membohongi publik dan khayalak, tapi kebenar pasti akan muncul. Mana mungkin ada orang yang bisa menutupi bau busuknya mayat ? andaikata sebagai tupai aja pasti pernah terjatuh kedalam suatu kubangan jugakan ? walaupun mereka pandai ?

Apakah tidak ada donatur lagi yang siap untuk memberikan suntikan dana agar tetap buka ? Jawabnya mungkin tidak karena biasanya mereka selalu meminta pada aku tapi yang aku sangat sayangkan adalah kenapa udah berjalan beberapa bulan harus tutup begitu saja dengan dan tanap alasan yang jelas ?

Masalah dana itu yang utama tapi jika tidak dapat mengataurnya dengan sehemat mungkin tidak bakalan bisa. Bukannya mereka harus tahu apa yang mereka lakukan itu, agar usahanya lancar dan tanpa hambatan ?

Buat apa mereka kerja sedangkan dari kerjaannya belum mendapatkan hasil ? Hampir 4 bulan kerja di rumah makan, masak belum pernah mendapatkan uang sedikitpun ? Buat apa kerja ? Buat apa pamer padaku kalau hasilnya hanya nihil. Nol besar.  Hasil yang mereka banggakan ternyata tidak mendapatkan hasil sedikitpun ? Katanya Rp 500.000,00 perbulan belum termasuk dengan yang lain-lain tapi apa nyatanya ? Bayar hutang Rp 400.000,00 aja belum bisa. eh, malah emosi. apa dengan emosi bisa menyelesaikan masalah jumlah unag tersebut. Tidak kan ?

Aku sendiri kadang bingung apa cih yang mereka banggakan dengan semua itu. Yang mana pergi ke Lampung lah tapi kenyataanya, bohong. Aku sempat menunggu sebuah jawaban, apakah yang seperti ini akan nasib seorang yang tidak mempunyai kasih sayang, selalu tertutup untuk aset kesana-kemari ? aku tidak menyesal dengan semua tapi aku kan berdoa semoga semua baik-baik saja seperti sedia kala. walau aku tahu buat apa mereka melakukan itu tapi tanpa kejujuran aku tidak kan pernah memaafkan mereka, sampai kapanpun. Hingga rasa sakit ini hilang.

Aku sekarang mulai sadar dengan ini megapa dan mengapa serta siapa ?

Huh, untungnya aku tidak meberikan pinjaman kepada mereka lebih dari jumlah tersebut. Andai aku meminjamkan lebih dari angka Rp 2.800.000,00 seperti yang mereka ingin apa jadinya ? Apa aku akan menjadi bahan caci maki orang-orang yang sayang pada ku ? Apakah hidupku tidak akan semakin hancur ? Padahal uang tersebut juga bukan milikku sepenuhnya walaupun dalam jangka waktu kontrak 2 bulan aku bisa mendapatkan angka tersebut, tapi  apakah aku juga harus merelakan kesehatan ku? Padahal hal yang sering mengganggu dalam pekerjaan ku adalah sariawan, tenggoraokan kering, batuk, dan penyakit yang merusak pita suara ? Apakah mereka tega ? Nyatanya mereka tega. Lebih dari angka itu sebetulnya. bagiku memang angka ini masih kecil hanya Rp 1.500.000,00 yang mereka larikan, entah kemana.

Dosakah aku dengan mengungkapkan hal ini kepada publik ?

Dosakah ?

Tuhan, maafkan hambamu ini yang hanya bisa mengeluh dan mengeluh walau aku tahu semua akan Kau berikan kepadaku yang terbaik.

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar