Sabtu, 21 Februari 2009

Januari telah berganti

" . . . Januari di Jogjakarta, tak terkiraa cinta bersemi. Januari lekas berganti dan terhempas cintaku . . . "

Januari yang kelabu telah menghilang berganti dengan Februari yang menurut sebagian orang merupakan bulan kasih sayang. Tapi bagi ku tidak ada bulan khusus kasih sayang, bagiku semua bulan penuh dengan kasih sayang. tidak ada bulan khusus dan bulan tertentu. Yang pasti kapan kita akan saling memberikan kasih sayang yang saat itulah aku kan melakukannya. Tidak ada kata bulan dan hari khusus, bagiku semua sama. Tidak ada perbedaan.

Tanggal 14 Februari, bagi sebagian anak-anak muda mungkin merupan hari berbagi kasih sayang. Tapi apakah mereka tidak pernah merasakan setiap hari dengan kasih sayang. Bingung darimana datangnya budaya Valentine ? Tapi disini aku tidak akan membahas darimana asalnya. Karena bagiku itu bukan suatu hal yang harus dimasalah, yang bermasalah adalah darimana dan mengapa budaya itu muncul.

Aku tidak akan menyalahkan siapun dalam hal ini, mungkin banyak orang bilang aku ini norak atau apalah sebangsanya. Yang terpenting aku sendiri tidak akan mendukung budaya tersebut dan melakukannya. Selesai.

Februari ini bagiku telah banyak membawa dampak yang cukup mengesankan baik dalam dunia manapun. Dari dulu yang cuma coba-coba ternyata aku bisa menjadi yang lebih baik dalam dunia ini. aku tidak akan muna bahwa aku sulit untuk menerima kehadiran seoarang cewek dalam kehidupanku. Yang terpenting adalah aku tidak mengganggu masyarakat sekitar.

Masalah aku tidak bisa diterima dalam lingkungan aku sendiri, aku tidak mempermasalahkan. Selagi aku bahagia dan tidak menimbulkan banyak masalah terutama masalah yang berkaitan dengan kepolisian aku tidak masalah, banyak orang yang bisa bebas dan dengan seenaknya kesana kemari tanpa tanggung jawabnya sebagai individu yang lain. Tapi, kenapa aku yang terlahir dari keluarga yang broken home selalu dianggap aneh oleh masyarakat sekitar aku ?

Apa bedanya aku dengan anak-anak sebayaku yang lain ?

apa mungkin karena profesiku yang dimata mereka kurang pantas. Apakah salah menjadi seorang penyiar radio ? Salahkah juga aku menuntut ilmu keperguruan tinggi dibagian kesehatan ? Apakah bagi mereka aku ini memalukan ? Apakah mereka memandang salah juga pekerjaanku sebagai sales konter dan call center suatu produk telekomunikasi terkenal di nusantara ? Apakah aku salah dengan itu semua ? Atau mungkin semua itu hanya sebuah kecurigaan mereka pada ku ? Apakah salahku selama ini hingga mereka curiga padaku ?

Bukannya menjadi diri sendiri itu yang paling mudah dan hal yang tidak dapat ditiru oleh orang lain. Bagiku, semua itu mudah asalkan kita bisa menjadi diri kita sendiri. Tidak merecoki urusan atau masalah orang lain. Yang utama dan pertama aku tidak merugikan mereka.

Inilah aku.

Inilah jalan hidup yang ku pilih, mungkin suatu saat juga akan berubah. Bukannya semua itu harus kita coba agar dapat merasakan apa yang belum pernah kita rasakan ? Daripada penasar, mending mencobanya sekalian bukan ?

Semua yang aku inginkan selalu penuh dengan resiko. Pertama kali aku mencoba hal yang baru juga berawal dari yang tidak bisa bahkan tidak dapat diterima dengan akal sehat, tapi sekali lagi asalkan tidak merugikan kenapa tidak ?

Mungkin mereka iri . . . Sebetulnya ini bukan hal yang aku harapkan tapi tidak mengapa untuk sekedar mencoba kenapa tidak ? Asalkan tidak merugikan banyak orang disekitarku . . .

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar