Selasa, 24 Februari 2009

Terpaksa Menangis

Kenapa aku harus terpaksa menangis hanya karena membaca sesuatu yang belum tentu benar adanya ? Tapi aku rasakan ini benar-benar terjadi dalam hidup ku. Apalah arti kasih sayang jika kita selalu disakit ?

Lebih baik sendiri lagi daripada selalu hati disakit. Aku tidak tahu harus berbuat apa karena sekali lagi disakiti hanya satu pelarianku dari dunia ini, yaitu aku ingin menjadi seorang yang pernah dan tak kan pernah disakiti lagi. GAY. apakah benar pelarianku itu ? Banyak pertayaan yang ku ajukan kepada diriku sendiri. Karena aku belum yakin dengan pilihanku tersebut.

Walau sebetulnya aku sudah lama merasakan bahwa aku bukan tipe pecinta perempuan tapi aku berusaha menutupinya. Tapi apa yang aku dapatkan ? Sakit.Itu yang seting aku rasakan, walau sebenarnya sakit ini tidak melebihi waktu aku ditinggal oleh kakak sepupuku menikah. Mungkin kamu bertanya-tanya, ada apa dengan kakak sepupuku tersebut ? Kamu akan semakin bertanya apa sebenarnya ?

Kakak sepupuku yang seharunya bertanggung jawab dengan ini semua karena aku juga tidak tahu apakah itu semua karenanya atau karena tipe pergagulanku yang salah ?

Pada awalnya aku juga tidak pernah meyangka bahwa pelarianku itu kesini. Ini semua dah terjadi dan tidak mudah untuk meninggalkannya. Mungkin bagi kamu yang sama-sama pernah mengalami bisa merasakan bagaimana aku menyalahkan diri aku sendiri.

Aku bimbang harus bagaimana saat itu karena aku saat itu masihlah sangat kecil. Masih usia 13 tahun yang belum banyak mengetahui tentang kehidupan ini serta di tambah lagi keluarga aku yang semenjak aku berusia 11 tahun yang mengalami sebuah cobaan dan akhirnya broken.

Sedih memang tidak ada figur seorang ayah dan terpaksa aku mencari yang lain hingga aku terjerumus dilingkungan yang menurutku sangat menyenangkan sekaligus menyedihkan bagi yang memang mempunyai rasa. Tapi jika kamu memang tidak ingin selalu disakiti lebih baik dengan dunia ini. Tidak ada yang namanya terikat. Semua sama. Mudah datang mudah pergi. Itu sebuah prinsip yang memang harus kita pegang karna kita tidak akan tahu, apakah kita akan bisa selamanya berjalan dengannya atau tidak ?

Jika aku teringat dengan itu semua aku merasa sakit dan ingin menagis. Tapi air mata ini sudah terlanjur kering dan tak kan bisa menetas lagi. Apa yang harus kuberbuat ?

Aku tidak akan menyalahkan siapapun karena ini mungkin sudah jalan yang harus ku tempuh walau terkadang aku merasakan sangat berat tapi aku kan berusaha untuk menjalaninya. Suatu saat aku yakin bisa keluar dari jeratan dunia ini, tapi aku kan selalu bisa keluar agar aku bisa segera keluar karena aku sudah tidak tahan.

Walau sangat banyak cowok yang rata-rata good looking tapi terkadang mereka hanya menambah sakit yang baru saja aku rasakan ini, seandainya mereka bisa mempunyai rasa yang sama mungkin akan sangat mudah untuk membebaskan mereka semua. Bukankah itu semua tergantung dari diri mereka sendiri ?

Mengandai-andai lagi yang aku bisa lakukan. Tapi aku yakin mulai dari mimpi yang ada dalam diriku semua bisa berubah dengan sangat cepat dan yang pasti semua akan berubah penuh dengan kebahagiaan.

Bagi sebagian orang mungkin mimpiku ini hanyalah sebuah mimpi semata tapi semua itu berawal dari mimpi. Masih ingatkah waktu kita sekolah ? Pada saat kita di Sekolah Dasar, kita pasti pernah ditanya tentang apa cita-cita kita kelak ? Jawabannya mungkin beragam dan tak akan ada satupun yang memilih menjadi seorang gay ? Bukannya begitu ?

Mimpi yang selalu kita banggakan belum tentu menjadi kenyataan. Lihat saja contoh-contoh yang sudah konkrit. Mungkin aku dulu mencita-citakan menjadi seorang dokter atau guru, bukannya dulu semua cita-cita kita sama ? Dua pilihan itu yang selalu muncul ? Tapi terkadang dari kita terbentur oleh dana dari orang tua kita. Kalau yang ini sebagian dari kita tak kan ada kata munafik, benar begitu bukan ?

Bahkan tidak ada dari kita yang dari kecil memimpikan menjadi seorang gay. Banyak faktor yang mempengaruhi, tetapi semua bersumber dari kita pikiran kita sendiri.

Terkadang aku bisa menagis dengan sangat puas tetapi terkadang aku tidak dapat meneteskan air mata sedikitpun, hanya pilu yang ada dalam hati ini. Tanpa ada rasa yang bisa dikeluarkan.

Sakit, sakit, dan sakit itu yang sering aku rasakan tapi semua kan sirna dengan datangnya sang penghibur hati yang aku sendiri juga tidak akan tahu dari mana datangnya. Bisa juga dia datang dari arah yang belum tentu kita tahu. Dari arah mana saja bisa menjadikan sebuah kemungkinan.

Sakit ini akan terus ku sembuhkan walau aku tidak tahu harus pergi kemana untuk mencari penyembuhnya tapi aku akan selalu mecari obatnya.

Biarlah aku menangis mencari kebahagian yang mungkin ada di depan air mataku yang baru saja mengalir dan mengering di kedua belah pipiku.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar