Jumat, 17 April 2009

Menghitung hari

  “. . . menghitung hari detik demi detik
menunggu itu kan menjemukan
tapi ku sabar menanti jawabmu
jawab cintamu . . . “

Yach aku hanya ingin menginjakkan kaki ku ke Ibu kota. Yang sebagian orang berkata itu lebih kejam daripada ibu tiri. Tapi ternyata aku sendiri mengalami yang lebih buruk dari itu. Aku merasakan Ibu kota tidak begitu kejam hanya sadis yang ku rasakan. Aku sendiri mempunyai seorang ibu tiri yang minta ampun juteknya tapi aku yakin itu semua pasti demi kebaikkan aku alau aku terkadang banyak yang cek-cok dibandingkan akurnya. Tapi, aku sangat menghargai semua yang ada. Aku hanya ingin kebebasan ku tidak dibatasi dan aku hanya ingin menjadi bebas, seperti burung-burung yang berterbangan bebas, tanpa ada ikatan, tapi apakah aku bisa ?

Sayang tunggu aku di Jakartamu . . .
Aku kan lari dari Jogja hanya untuk mu . . . hanya untuk mu . . .


4 komentar:

  1. hitung....hitung.....yukkkk....
    1...2...3...4..5...6...7... pa lagi yah...

    BalasHapus
  2. ayo . . .
    9 . . . 8 . . . 7 . . . 6 . . . 5 . . . 4 . . . 3 . . . 2 . . . 1 . . . 0 . . .

    siapa hendak turut . . .

    BalasHapus
  3. satu.. satu.. saya sayang ibu..
    dua.. dua.. saya sayang bapa..
    tiga tiga .. sayang adik kakak..
    satu dua tiga .. sayang semuanya...

    BalasHapus
  4. yup . . .
    semua itu yang kita sayangi . . .
    akan selalu bersama kita . . .

    BalasHapus