Minggu, 19 April 2009

Akhirnya . . .

“ . . . Temani.. Temani aku
Temani.. Temani aku 
Bila nanti kau milikku
Bila nanti aku milikmu . . . “

Sepenggal lagu yang mewakili perasaanku saat ini. Dimana aku merasakan arti sebuah cinta yang manis dan aku ingin mendapatkannya yang sama. Sama seperti yang aku inginkan. Sebuah cinta yang selalu menemaniku disetiap langkahku. Langkahku yang sangat ringan untuk merasakan semua yang ada. Cinta yang terkadang menyakitkan tapi ternyata cinta juga membuat kita bahagia. Tidak selalu sakit karna cinta, tapi bisa saja karna yang lain. Aku hanya dapat membuat sebuah keputusan yang sangat aku inginkan. Aku ya hanya aku. Aku hanya yang seorang diri yang sedang merasakan sebuah cinta. Sebuah keabadian tentang cinta. Cinta yag terkadang membuatku sakit tapi sekarang aku sedang merasakan sebuah cinta yang membawa aku melayang ke dalam sebuah rasa yang membahagiakan. Rasa dimana aku kan membuat semua terasa indah. Indah selamanya, walau terkadang hanya sekejap dan mebawaku sakit, sakit, sakit, sakit hati. Sakit yang kini aku rasakan telah berbuah kepada sebuah kebahagian yag sangat tak ternilai.

Sayang terima kasih telah mau menjadikan aku yang terbaik dihatimu walau kamu belum mau terbuka kepada semua orang. Yang ingin aku sampaikan kepada mu hanyalah sebuah kata yang tidak berarti : “ Terima kasih telah menyayangiku dan menerimaku apa adanya. “ Ternyata aku yang seperti ini masih dapat dicintai oleh sebagian orang yang sama-sama mempunyai hati dan nurani. Aku terdiam disini sendiri setelah aku mengetahui apa yang dia rasakan. Aku terkagum dengan kerahasiaan yang dia pegang. Aku hanya ingin berkata seperti itu. Aku sayang sama kamu. Aku sayang kamu, kamu sayang aku. Hanya saling melengkapi yang aku rasakan sekarang. Rasa ini yang paling aku inginkan.

Sayangku yang selama ini aku rasakan ternyat indah juga ya. Aku yang belum pernah terbang melayang seperti ini. Karna aku dulu sering disakiti maka aku sekarang ingin selalu bahagia selamanya. Bersama mu . . .


Tidak ada komentar:

Posting Komentar