Rabu, 29 April 2009

Yuk Makan bareng Rafiq & Putri di Kelapa Gading

Rating:★★★★★
Category:Books
Genre: Cooking, Food & Wine
Author:MRA Networks
Yuk Makan bareng Rafiq & Putri di Kelapa Gading

Sudah seminggu kita mempersiapan petualangan makan ini. Akhirnya hari yang dinanti pun tiba, sedaaappp .... hari ini Rafiq & Poetri ditemani oleh 26 orang I-Listeners bakal makan enak di Kelapa Gading. Ada dua tempat makan yang akan kita serbu hari ini, pertama Restoran Seafood Santai Malam 1001 dan Kwe Tiaw Sapi Hayam Wuruk yang legendaris itu. Awalnya Putri marah-marah, ” Makan aja kok jauh banget sih harus ke Kelapa Gading, rumah gue kan di Cilandak!”. Tapi belakangan dia bengong-bengong begitu sampai di Kelapa Gading. Telunjuknya tidak berhenti nunjuk-nunjuk berbagai tempat makan, ”Wah, yg itu pasti enak tuh...nah, kita makan disitu aja tuh...eh jangan...yg diseberang aja tuh”. Hi...hi...hi...panik dia melihat beranekaragamnya tempat makan yang ada di Kelapa Gading.

Jam dua belas siang pas, rombongan sudah berkumpul di Santai Malam 1001. Sebetulnya pilihan awal kita adalah Ratu Kepiting, tapi karena Ratu Kepiting hanya buka pada malam hari, maka sasaran kita pindahkan ke Santai Malam 1001. Hampir semua jenis menu kita pesan, mulai dari Kepiting Saus Padang, Kepiting Lada Hitam, Ikan Kue dan Baronang Bakar, Cumi Goreng Tepung, Udang Goreng dan Bakar dan yang terakhir Bawar Tauco Pedas. Untuk sayur kita sepakat untuk mencoba Cah Kangkung Polos dan Cah Kangkung Cumi Udang, hemmmm....air liur mulai netes. Mau tahu minumnya apa? Komplit...ada yg pesan Es Kelapa Muda lengkap dengan batoknya, Es Campur, Jus Tomat, Jus Jeruk dan Es Teh Tawar.

Pelan tapi ngagetin...meja kami mulai penuh dengan makanan dan minuman yang dipesan. Kepiting Saus Padang adalah menu pertama yang kami coba. Hemmm ... Rafiq keturunan Padang, Poetri punya darah Manado. Kita berdua berharap Kepiting Saus Padang ini mampu membuat lidah kami ”meledak”, sayangnya Kepiting Saus Padang versi Santai malam 1001 gagal membuat lidah Rafiq & Poetri meledak. Buat mereka yang tidak begitu suka pedas, mungkin menu ini akan lebih cocok.

Menu kedua yang kami jamah adalah Kepiting Lada Hitam. ”Wuih...item banget!”, begitu kata Putri. Diluar dugaan menu yang satu ini ”hangatnya” lumayan gahar. Kegagalan di Kepiting Saus Padang mampu terobati oleh Kepiting Lada Hitam. Ikan Kue dan Baronang Bakar’nya standart, tidak ada yang salah dari rasanya, tapi tidak juga terasa istimewa. Yang membuat kita kaget justru, Bawal Tauco Pedas’nya. Sejak awal Rafiq & Putri tidak begitu melirik menu ini, karena lebih tertarik dengan nama besar Lada Hitam dan Saus Padang. Tapi sensasi Bawal tauco Pedas ternyata luar biasa, bawal’nya selebar dua telapak tangan orang dewasa, dagingnya tebal. Setelah di goreng garing diguyur dengan saus tauco pedas bertaburkan irisan cabe rawit hijau, warnanya rame. Dagingnya garing tapi tidak kering, tauco’nya memberikan sensasi segar. Irisan cabe rawitnya jangan ditanya, Rafiq dan Poetri berkali-kali harus menghapus keringat sambil menyeruput es kelapa muda untuk menetralkan rasa pedas. Wuih...buat Rafiq & Poetri, Bawal tauco Pedas yang hari ini jadi juara di Santai Malam 1001.

Sekitar jam dua siang kita keluar dari Santai Malam 1001. Rafiq, Putri dan beberapa orang I-Listeners ”ngadem” dulu di Mall Kelapa Gading I. Rafiq sempet bengong-bengong liat sebuah toko menjual barang-barang jadul (jaman dulu), ada permen cicak, coklat cap ayam, baskom kaleng, rantang burik dan lampu teplok yang ada foto Leni Marlina’nya. Putri malah sempet-sempetnya beli Air Tebu di depan Farmers Market.

Begitu keringet kering, Rafiq & Putri segera meluncur ke Kwetiaw Sapi Hayam Wuruk di Boulevard Raya. Tempatnya rada panas, cuma pake kipas angin ngga ada AC. Waktu kita dateng engkoh’nya lagi teriak-teriak ngatur anak buahnya yang lambat melayani tamu. Gokil, ini kan jam tiga sore, bukan jam makan siang....tapi kenapa yang ngantri pengen makan rame banget ya? Tempatnya gerah, engkoh’nya galak, bukan jam makan, tapi rame banget, hemmm...pasti kwetiaw’nya enak banget nih. Tapi Rafiq, Putri dan rombongan ngga mau percaya begitu aja, harus dicoba dulu ....

Setelah dapet meja, kita mulai ngorder. Putri minta kwetiaw goreng, Rafiq pesen Bakso, kalau I-Listeners kebanyakan pesen kwetiaw siram. Di tempat ini pilihan minumannya ngga banyak, cuma ada minuman botolan, Es Jeruk dan Liang Tea dan Es Teh. Karena banyaknya tamu sore itu, pesanan kita datang agak lambat. Tapi jangan sedih .... Rafiq & Putri jadi ada waktu untuk ngobrol-ngobrol dengan I-Listeners yang hadir.

Akhirnya pesanan kita datang, wuah....bakso yang dipesan Rafiq unik banget! Basonya bakso gepeng, dilengkapi dengan sobekan daging sapi selebar kartu gaple dan ada toge’nya. Begitu kuahnya disruput ......gokil cing, enak banget....seger!!! Kwetiaw goreng pesenan Putri juga mengundang selera, warna dan aromanya nendang banget, potongan daging sapinya gede-gede!!! Rumput tetangga lebih hijau dibanding rumput sendiri, seperti biasanya Rafiq dan Putri tetep lirik-lirik pesenan orang lain. Kwetiaw Siram’nya ternyata dahsyat, tapi beberapa orang I-Listeners bilang harus dimakan hangat-hangat, kalau tidak kuahnya keburu mengental. Singkat cerita, semua jenis pesanan layak jadi juara di Kwetiau Sapi Hayam Wuruk. Tempat yang gerah dan Engkoh yang suka teriak-teriak terobati dengan betapa dahsyatnya rasa yang dihadirkan.

Udah jam lima sore, pulang yuk! Tapi emang dasar tukang makan, beberapa orang I-Listeners sempet-sempetnya mampir di Pastel Mak Cik yang tempatnya bersebelahan dengan Kwetiaw Sapi Kelapa Gading.

Sambil meninggalkan kawasan Kelapa Gading, dalam hati Rafiq & Putri bergumam, ”I’ll be back”.

Ingin ikut berpetualang bersama Rafiq & Putri? Dengarkan terus 89.6 FM I-Radio Jakarta.
Baca juga petualangan Makan Bareng Rafiq & Putri di Buku Yuk Makan Seri Ke-2 atau bisa juga klik www.yukmakan.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar