Sabtu, 18 April 2009

Sudut Pandang Pertama ( fiksi )

memandang langit yang mulai menghitam kelam. Tak seperti biasanya malam ini dilangit dan diluat sana. Aku hanya diam memandang semua kesepian yan mkenghampiriku malam ini. Aku tidak hanya sendiri disini, aku bersama dengan banyak orang yang mungkinmerasakan hal yang sama. Aku hanya dapat tersenyum simpul saat seekor kunang-kunang dating menhampiriku. Memberikan cahaya yang terang saat aku berada di kegelapan malam ini. Aku hanya ingin menjadi manusi yang berguna untuk semua yang ada. Menghangatkan dan dihangatkan. Tapi aku belum bias mendapatkan semua itu. Aku masih mencari, mencari dan mencari. Tiada salah aku mulai membuka pergaulanku dengan yang tidak wajar, karna aku tidak mau semua terbatas, aku ingin terbangbebas. Seperti burung yang tiada pernah dia tersiksa dengan apa yang dia inginkan. Aku kan terbang bebas mengarungi semua yang aku inginkan karana aku ingin berubah. Berubah menjadi yang terbaik.

Angin malam dan tetsen embun mulai membasahi daun-daun yang seharian kring tertimpa sinaran sang surya. Aku sangat bersyukur dengan karnia tuhan yang diberikan kepada ku saat ini, karna aku masih dapat merasakan hal yang sangat jarang orang lain dapatkan. Aku hanya dapt berdiri disini. Berdiri diatas hamparan rumput yang sekarang telah basah oleh embun yang terbawa udara yang lembab saat ini. Saat aku merasakan semua aku melihat bayangan yang berbeda. . baying yang ada di bemakku. Sekarang akku banyak sekali melihat kunang-kunagn yang semakin banyak mengelilingi tubuhku. Semakin banyak dan banyak.

Aku semakin banyak melihat kunang-kunang yang mengelilingiku, panadangan mataku yang mulai kabur dab menghitam. Aku hanya dapat melihat indahnya kegelapan yang semakin gelap dan gelap. Aku merasa melayang diudara terus melambung tinggi hingga jauh entah keman. Sementara itu ragaku jatuh perlahan menyentuh rumput yang basah oleh embun malam ini.. 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar