Minggu, 26 April 2009

Akhirnya

Hari ini sang mentari enggan menampakan dirinya
Mendung meyelimuti pagi yang seharusnya cerah ini
Aku menggigil kedingin di tepi sawah yang menghijau
Sendiri lagi sampai aku ingin merasakan sebuah keramaian yang ada
Tawa canda telah jau dariku 
Aku hanya dapat tersenyum melihat sekelompok burung yang sedang sibuk
Sibuk bergerombol memakan buliran pagi yang menguning
Padi yang siap untuk dipanen
Aku dikejutkan oleh sebuah suara
Suara yang sepertinya sudah tak asing lagi
Ku menoleh dan . . .
“ Ayo pulang, dek . . . langit tlah mendung . . . “
Aku tak memnjawab hanya mengikuti dari belakang
Sendiri yang dulu sering kualami sekarang telah berubah
Berubah penuh keharmonisan
Kakak, terima kasih ucapku dalam hati . . .


4 komentar:

  1. Pagi..
    Hujan mengguyur lagi bumi mukakuning
    Bahasahi jiwa - jiwa kering kerontang
    Menyapa dedaunan lalu meliuk - liuk ke ranting
    Dan jatuh di pusaran bumi bersama seulas senyum asa
    Yang terkukuhkan dini hari

    Pagi..
    Tak kudapati semburat jingga merekah di tepian langit timur
    Ah.. awan hitam bergelayutan menggantikan
    Emhm.. tidak terlalu beruk?, aku tetap menyukai alam ini dengan segala keadaannya

    Pagi...
    Ada jiwa yang sedang memaknai hakikat
    Tentang arti sebuah ketaatan yang sering menipi terkibas egois diri
    Ada semangat yang terpahat rutinitas
    Ada kita yang (smoga) slalu menjadi lebih baik dan baik

    Pagi... ^_^

    BalasHapus
  2. Gud,
    Percayakan hatimu pada Nya
    Hanya Dia yg mampu membolak-balik hati manusia

    BalasHapus